Komnas HAM Yakin Penyerangan Berdarah Bisa Terungkap
Banyak data dan informasi yang mereka peroleh, namun sementara ini pihaknya enggan merinc
Editor: Budi Prasetyo
Menurut Kalapas, SUkamto Harto, upaya itu segera dilakukan lantaran
para penghuni lapas tidak kuat dengan bau tidak sedap yang ditimbulkan
oleh bekas penyerangan berdarah tersebut. Selain itu, secara
psikologis, kondisi tersebut justru akan menyulitkan upaya penyembuhan
trauma baik itu para tahanan maupun para petugas.
“Kami lakukan setelah berkordinasi dengan pihak kepolisian setelah
rekonstruksi, jadi sudah seijin dari kepolisian. Kami harus upayakan
itu (pembenahan dan pembersihan) karena sudah sangat berbau, petugas
juga sempat muntah sedangkan para warga binaan jadi tidak mau makan,”
ungkapnya.
Upaya lainnya, pihaknya mengundang sejumlah psikolog hasil kerjasama
dengan Fakultas Psikologi UGM untuk melakukan trauma healing terhadap
para warga binaan dan para petugas lapas. Hingga sekarang, beberapa
diantaranya masih trauma, meskipun secara fisik mereka tampak sehat.
Sedangkan untuk para petugas, secara psikis mereka masih tertekan dan
beberapa diantaranya masih dalam tahap proses penyembuhan secara fisik
terutama mereka yang sempat memeroleh kekerasan dari para penyerang.
“Ketika ditempati kembali setelah rekonstruksi, kami juga menggelar
doa bersama para warga binaan. Untuk nama, jika perlu juga bisa
diganti, mungkin bisa dengan nama Royal Sweet atau Jogja Plaza, asal
tidak Hugos saja,” candanya.
Langkah-langkah itu ditempuh untuk memberikan rasa nyaman kepada para
warga binaan terutama kondisi psikis mereka. “Kalau kemarin saya
diserang dari luar, bisa-bisa sekarang saya diserang dari dalam karena
mereka tidak nyaman, oleh karena itu kami berupaya berbagai langkah
untuk memulihkan kondisi. Dan sekarang sudah mulai kondusif lagi,”
tandasnya. (mon)
Baca Juga :
- Nur Cahyo Ditemukan Tewas Dikontrakannya 4 menit lalu
- Keluarga Tuding Hakim Raja MGL Tobing Minta Rp 8 Juta 9 menit lalu
- Pemenang Lelang FS Monorel Diumumkan April 14 menit