Longsor Cililin, 8 Tewas 9 Hilang
Penanganan darurat bencana longsor di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat masih dilakukan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Penanganan darurat bencana longsor di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat masih dilakukan.
Hingga Selasa (26/3/2013) siang dari 17 korban longsor di Kampung Nagrok, 8 orang telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan 9 orang masih hilang.
Korban meninggal adalah Tedy (laki-laki/13), Dedy (laki-laki/27), Tika (perempuan/26), Fitri (perempuan/8), Aditia (laki-laki/3), Agung (laki-laki/3), Teten (laki-laki/28) dan Safaat (laki-laki/8). Korban Dedy, Tika, Fitri dan Aditia adalah satu keluarga. Demikian pula Teten dan Safaat adalah bapak dan anaknya yang ditemukan tertimbun longsor dalam kondisi berpelukan.
Rilis yang diterima dari Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menyebutkan, 6 orang luka, dimana 1 orang masih dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung dan lainnya rawat jalan.
Sedangkan 9 korban yang belum ditemukan adalah Entis (laki-laki/55), Tuti (perempuan/48), Imas (perempuan/55), Iis (perempuan/18), Jessica Aulia (6 bulan), Ros (perempuan/32), Resti (perempuan/8), Taryati (perempuan/26), dan Cecep Hadiansyah (laki-laki/22).
Bupati Bandung Barat telah menetapkan masa tanggap darurat selama 7 hari, yaitu dari 25 sampai 31 Maret 2013. Fokus utama adalah pencarian korban yang tertimbun longsor dan pengungsi. Masa tanggap darurat dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Untuk pencarian korban dikerahkan sekitar 150 personel tim gabungan dari TRC BNPB, BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, relawan dan masyarakat.
Pencarian hanya dapat dilakukan secara manual. Alat berat tidak dapat dikirimkan ke lokasi karena akses medan yang sulit. Kondisi jalan sempit, dan menanjak sehingga sulit melalui jalan tersebut.
Pengungsi menempati rumah saudaranya. Posko, dapur umum dan pos kesehatan didirikan di rumah penduduk. Logistik tersedia mencukupi hingga 1 minggu mendatang.