'Yesus' Diarak Keliling Kota Kupang
Semalam suntuk, Efraim Benyamin Djara Dima yang memerankan tokoh Tuhan Yesus, diarak mengelilingi Kota Kupang, NTT.
Laporan Wartawan Pos Kupang, Vemmy Leo
TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Semalam suntuk, Efraim Benyamin Djara Dima yang memerankan tokoh Tuhan Yesus, diarak mengelilingi Kota Kupang, NTT, dalam pentas jalan salib.
Jalan salib yang dilakukan sejak Kamis (28/3/2013) sore pukul 17.00 WITA hingga Jumat (29/3/2013) dini hari, berfokus pada enam gereja besar di Kota Kupang. Setiap perhentian dilakukan pentas rohani, mulai dari Yesus berkotbah hingga Yesus disalibkan.
Jalan salib yang mengusung tema 'Ajarlah kami untuk mengerti pengorbananMu', benar-benar dimaknai setiap jemaat yang hadir. Kegiatan dibuka di Taman Nostalgia Kupang, dengan pentas Yesus berkotbah, perjamuan terakhir, Kayafas, Imam Besar, Yudas menjual Yesus, doa di Getsemani, dan Yesus ditangkap.
Selanjutnya, arak-arakan menuju Gereja Talitakumi. Di sana dilakonkan pentas Yesus digiring, para imam berunding, hingga Petrus menyangkal Yesus.
Kemudian, jemaat menuju Gereja Ebenhaizer Oeba. Di sana dipentaskan Yesus diperhadapkan kepada Hanas, Kayafas, dan saksi-saksi.
Tiba di Gereja Kota Kupang, pementasan Yesus diperhadapkan di depan Herodes.
Hingga pukul 02.00 WITA, prosesi Jalan Salib dilanjutkan menuju Gereja Koinonia di Kuanino. Di Gereja Koinonia, dipentaskan Yesus diperhadapkan di depan Pilatus, dan Yesus dicambuk.
Dari Gereja Koinonia, Yesus memikul salib hingga di Gereja Paulus. Puncak acara ditandai pementasan Yesus disalibkan, refleksi penyaliban. Setelah itu, dilanjutkan Kebaktian Jumat Agung.
Demikian seluruh rangkaian kegiatan jalan salib yang digelar 42 gereja se-Klasis Kota Kupang. Jalan salib melibatkan ribuan jemaat dan masyarakat Kota Kupang. Selama prosesi, masyarakat/jemaat yang sudah menunggu di pinggir jalan atau gereja masing-masing, langsung mengikuti prosesi.
Ikon Paskah
Ketua Pentas Jalan Salib Harry Uly mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu cara bagaimana jemaat memaknai perayaan Paskah, bukan dengan hura-hura, melainkan melakukan kegiatan yang bisa memuliakan nama Allah.
Karena, masyarakat bisa secara simbolik melihat kematian Anak Allah untuk menebus dosa manusia.
"Kami mengharapkan pentas jalan salib bisa menjadi model atau ikon perayaan Paskah Pemuda Klasis Kota Kupang," kata Harry.
Wali Kota Kupang Jonas Salean sebelum membuka kegiatan, memberikan apresiasi kepada para pemuda dan jemaat GMIT Kota Kupang.
"Pemerintah akan terus memberi motivasi kepada seluruh warga Kota Kupang. Namun, diharapkan setiap tahun kegiatan yang dilakukan ada peningkatan kualitas, sehingga menjadi daya tarik untuk orang luar," imbau Jonas.
Pendeta Anis Ratu berharap, tema pentas jalan salib, yakni 'Ajarlah kami untuk mengerti pengorbananMu', benar-benar bisa dimaknai oleh setiap jemaat.
"Paskah, kebangkitan adalah ujung, tapi bagaimana kita harus bisa mengingat dan memaknai masa-masa sengsara yang dialami Yesus selama berminggu-minggu itu. Paskah adalah puncak dari rangkaian penderitaan dan penyerahan Yesus yang luar biasa itu," tutur Pdt Anis.
Pdt Yani Manobe yang memimpin ibadah pembukaan jalan salib, menekankan pentingnya iman dan percaya kepada Tuhan, serta mengikuti kebenaran Tuhan.
"Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu, jika orang itu percaya pada Tuhan. Waspadalah dalam bicara, berpikir, ambil keputusan, memilih teman, pasangan hidup, segala sesuatu. Melihatlah berulang-ulang, mendengar berulang-ulang tapi bicara cukup satu kali," pesan Pdt Yani dalam kotbahnya. (*)