Wisatawan Tak Boleh Dekati Gunung Guntur
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak mendekati kawah di puncak Gunung Guntur. Pasalnya terjadi peningkatan status aktivitas vulkanik Gunung Guntur dari normal menjadi waspada.
Rekomendasinya tidak mendekati gunung Guntur dalam radius dua kilometer dari kawah aktif," kata Kepala PVMBG Surono dalam pernyataan resminya, Selasa (2/4/2013).
Selain itu, Surono menambahkan, masyarakat yang tinggal di sekitar gunung diharapkan tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Guntur yang disebarkan lewat pesan singkat telepon genggam.
"Kami harap masyarakat dan pengunjung selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat," tambah Surono.
Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Guntur dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) II diluar radius dua kilometer, agar selalu waspada dan tetap memperhatikan perkembangan status gunung yang dikeluarkan BPBD Kabupaten Garut.
Dalam pernyataan persnya, PVMBG menjelaskan warga yang tinggal di KRB II sangat terancam bahaya erupsi berupa awan panas, lontaran batu pijar, dan lahar erupsi.
Sehingga, demi terciptanya suasana kondusif, Surono menegaskan PVMG akan selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, BPBD Kabupaten Garut, serta BPBD Kabupaten Bandung.
Selain itu, BPBD Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung diharapkan senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Guntur di Desa Sirna Jaya, Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut atau dengan PVMBG di Bandung.
Sementara itu, PVMBG mencatat aktivitas kegempaan tanggal 1 sampai 2 April 2013, terekam sebanyak tiga kali gempa vulkanik dalam (VA), dengan amplituda maksimum 3-4 mm, S-P 1.5 - 2 detik, dan lama gempa 28 - 32, satu kali gempa vulkanik dDangkal (VB), dan 4 kali gempa tektonik jauh (TJ).
"Tanggal 2 April 2013 mulai pukul 07.00 WIB sampai saat ini terekam Gempa Tremor menerus dengan amplituda rata-rata 10 - 15 mm," ujar Surono.