Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Berkat Bruno Pelaku Pembunuh SPG Bella Tertangkap

DI antara 11 buruh bangunan yang berdiri berjajar di depan polisi, Bruno memilih berhenti dan duduk di depan Pisa Alpairun (1

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Berkat Bruno Pelaku Pembunuh SPG Bella Tertangkap
Tribun Jateng/Adi Prianggoro
Anjing pelacak, Bruno, bersama pawangnya, Brigadir Ferry, anggota K-9 Squad Unit Satwa Polrestabes Semarang, Rabu (22/5/2013). 

TRIBUNNEWS.COM  SEMARANG- DI antara 11 buruh bangunan yang berdiri berjajar di depan polisi, Bruno memilih berhenti dan duduk di depan Pisa Alpairun (18). Saat itu, Selasa (21/5/2013) sore, anjing jenis herder tersebut mengibaskan ekornya seolah menunjukkan kegirangan di proyek pembangunan rumah di Jalan Mangga Raya nomor 74, Kelurahan Lamper Kidul, Kecamatan Semarang Selatan.

"Itu keempat kalinya Bruno berhenti di depan pria tersebut (Pisa). Sebelumnya, kami sudah membawa Bruno berputar-putar tetapi kembali lagi ke pria itu," kata pawang bruno, Brigadir Ferry, anggota K-9 Unit Satwa Polrestabes Semarang, Rabu (22/5/2013).

Pisa Alpairun merupakan tersangka kasus pembunuhan seorang sales promotion girl (SPG), Amelia Almas Adzani (22), warga asal Jepara yang masih tercatat sebagai mahasiswi Udinus Semarang, pada Minggu (19/5/2013) siang. Bruno melacak jejak pembunuhan itu di rumah kos korban di Jalan Lampersari nomor 41, Kelurahan Lamper Kidul, Semarang Selatan.

Ketika berada di depan kamar kos korban di lantai dua, Bruno berusaha melompat tembok setinggi pinggang yang kemudian hendak melewati genting. "Semula saya mengira kalau jejak pelaku turun dari rumah, tetapi Bruno justru mengarah ke rumah sebelah. Saya pun menggendongnya melewati genting menuju bangunan sebelah yang dimaksudkan Bruno," kata Ferry.

Saat itu, Bruno lagi-lagi berhenti di jendela di tembok pembatas. Polisi sempat mengira pelaku melompat ke luar jendela. Namun, Bruno kembali memberi petunjuk bila barang bukti yang dicari berada di atas plafon dan talang air. Sebuah plastik berisi dua handphone dan barang-barang korban lain akhirnya ditemukan.

Bruno lantas mengendus barang-barang tersebut lalu akhirnya bisa menunjukkan pelaku ketika dibariskan di antara 10 buruh lain.

Penciuman tajam Bruno yang membantu mengungkap sebuah tindak kejahatan tidak hanya sekali ini. Terungkapnya pembunuh istri general manager (GM) pabrik kecap PT Sukasari Semarang, Tjua Sio Hong atau yang dikenal Cik Hong (56), Rabu (8/5/2013) lalu, juga tak lepas dari bantuan Bruno.

BERITA REKOMENDASI

Saat itu, Bruno mengendus jejak pelaku dari rumah korban di Jalan Moch Suyudi nomor 1 hingga menuju sebuah swalayan. Saat itu, sepeda motor pelaku diketahui diparkir di swalayan hingga akhirnya polisi bisa mengetahui identitas kendaraan serta pemiliknya.  "Selain kasus pembunuhan, Bruno juga banyak membantu kasus-kasus pencurian dan narkoba," terang Ferry.

Lima Tahun
Ferry menceritakan, Bruno usianya sekitar lima tahun dan merupakan pemberian dari mantan Kapolwiltabes Semarang, Kombes Guritno Sigit, pada 2008. Sejak kecil, Bruno sudah tercatat sebagai "anggota" K-9 Unit Satwa Polrestabes Semarang.

Dibandingkan anjing-anjing lain di Unit Satwa, Bruno memiliki multi talenta. Mulai dari pelacakan umum (kejahatan pembunuhan, pencurian, dan lainnya), bahan peledak, narkoba, penghalau massa saat terjadi demo, dan penjagaan pertandingan sepakbola.

Meski sudah 5 tahun di Unit Satwa, Bruno baru menjadi andalan polisi dalam setahun terakhir untuk mengungkap kasus-kasus kriminal. "Dulu yang menjadi andalan namanya Holy, tetapi sudah mati karena faktor usia. Bruno yang sudah 5 tahun di Unit Satwa akhirnya mulai menunjukkan kepiawiannya," ujar Ferry.

Menurutnya, Bruno yang merupakan satu-satunya anjing jenis pelacakan umum di K-9 Squad Polrestabes Semarang ini mempunyai sifat pendiam. Berbeda dengan anjing-anjing lain yang bertipe menyerang dan menggigit,  Bruno lebih memilih duduk, diam, dan mengibas-ibaskan ekornya jika menemukan sasaran yang dicari, baik pelaku kejahatan, narkoba, maupun bahan peledak.


Sosok Bruno yang jinak, penurut, namun tetap terlihat garang ini membuat dia beberapa kali hendak dibeli sejumlah pecinta anjing. "Pernah ada yang ingin membelinya seharga Rp 30 juta, tetapi kami memang tidak ingin dan tidak bisa bisa menjualnya karena dia bagian dari kami yang membantu mengungkap tindak kejahatan," ungkap Ferry. (A Prianggoro)

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas