Suka Duka Tri Rahayu di Balik Predikat Penyuluh KB Terbaik Jawa Timur
Tri Rahayu Sayekti mendapat Predikat Penyuluh Keluarga Berencana Terbaik Jawa Timur setelah lewati liku panjang.
Penulis: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Menjalani profesi seorang Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) ternyata tidak mudah.
Tapi berkat ketelatenan menjalani tugas itu akhirnya mengantarkan sosok Tri Rahayu Sayekti dinobatkan sebagai PKB Terbaik se-Jawa Timur tahun 2013.
Atas prestasi tersebut, ibu dua anak yang berdinas di Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat (BKBPM) Kota Malang, itu mendapat mandat mewakili provinsi Jatim untuk bertarung dalam pemilihan PKB terbaik tingkat nasional.
Ajang memperebutkan predikat PKB terbaik 2013 tingkat nasional itu sendiri bakal dihelat di Hotel Horison Bekasi pada 29-31 Mei 2013.
Memangnya bagaimana kisah Tri Rahayu menggondol predikat terbaik se-Jawa Timur?
"Ah, jangan sebut-sebut saya yang terbaik. Biasa saja, saya cuma berusaha melakukan tugas sebisa saya, semampu saya. Saya sendiri tak percaya (mendapat predikat terbaik). Yang lain juga banyak yang bagus, " tutur Tri Rahayu dalam nada merendah kepada Tribunnews.com, Senin (27/5/2013).
Menurut Mbak Nuning, panggilan akrab Tri Rahayu, tugas sebagai PKB (sebelumnya bernama PLKB) memang berat.
"Betapa tidak? Tenaga penyuluh KB makin berkurang, banyak yang pensiun belum ada penggantinya. Satu petugas harus tangani 3 -4 desa. Satu desa saja sudah ratusan yang ditangani. Ini butuh kesabaran dan keikhlasan," tuturnya.
Mendengar istilah atau profesi 'Penyuluh Keluarga Berencana' (PKB), yang terbayang di benak banyak orang seolah-olah hanya tugas mengajari ibu-ibu di desa-desa tentang cara memasang alat kontrasepsi.
Padahal tugas seperti itu hanya secuil atau bagian kecil dari aktifitas PKB. Masih banyak tugas-tugas lain yang amat membutuhkan kesabaran.
Dan urusan PKB bukan melulu soal kontrasepsi. Di pundak abdi negara seperti Nuning ini, tugas mereka ternyata juga merambah ke pencegahan remaja agar tidak terjerumus narkoba, seks bebas, memberdayakan ibu-ibu rumahtangga agar pintar membantu suami mencari nafkah lewat industri rumahan, bahkan sampai urusan membina keluarga-keluarga yang memiliki orangtua berstatus lansia (lanjut usia).
Itu karena BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) di tingkat daerah saat ini tugasnya merambah banyak bidang dulu belum pernah ada di era sebelum Otonomi Daerah (era Orde Baru).
Bayangkan saja, sosok petugas seperti Ibu Nuning ini selain mengurus penyuluhan soal kontrasepsi juga terlibat dalam aktifitas seperti Bina Keluarga Balita (BKB).
"Ini urusannya membina ibu-ibu soal pengasuhan anak. Istilah kerennya parenting. Zaman sudah berubah. Pola asuh anak zaman dulu itu yang mana anak 100 persen nurut orangtua, itu sudah bukan zamannya lagi. Sekarang orangtua juga harus banyak mendengar dari anak," tutur Nuning.
Sosok PKB seperti Nuning juga terjun mengurus langsung yang namanya Bina Keluarga Remaja (BKR).
"Kalau ini urusan parenting di tingkat temaja. Remaja di masa tumbuh kembangnya rawan terjerumus narkoba dan seks bebas. Harus dinina, dipantau, dibimbing," tutur wanita kelahiran Ponorogo itu,
Di pundak NUning atau Tri Rahayu juga ada beban tugas menjadi penyuluh untuk Bina Keluarga Lansia (BKL). Artinya, tiap keluarga yang di dalamnya ada lansia (orangtua lanjut usia) diberi pengarahan bagaimana memberdayakan para lansia di usia senjanya. Bagi remaja yang membutuhkan bimbingan, sosok seperti Nuning juga dituntut siap memberikan bimbingan lewat Pusat Informasi Konseling Remaja.
"Fokusnya memberi bimbingan para remaja menjelang usia pernikahan. Untuk perempuan minimal 20 tahun, untuk remaja laki minimal sudah 25 tahun, baru menikah. Dengan begitu siap lahir batin dan tidak rawan cerai ketika masuk pintu pernikahan," tutur ibu dari Huda Akbar Triyananda dan Rika Putri Ihsani itu.
Masih ada satu tugas lain dari sosok Penyuluh KB seperti Tri Rahayu ini. Yakni tugas mendorong peningkatan taraf hidup para keluarga di desa-desa lewat program UPPKS (USaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera).
Ini adalah aktifitas mendorong keluarga, terutama ibu-ibu, agar lebih mandiri secara ekonomi, tidak terlalu bergantung pada suami dengan membuka usaha kecil rumahan.
"Jadi jangan dikira Penyuluh KB itu hanya urusan kontrasepsi aja ya. Itu mindset (pola pikir) zaman dulu," tutur istri dari Cahyo Wicororeno itu.
Catatan:
Kontak Tri Rahayu Sayekti di email : sayekti_r3@yahoo.com