Sukamto Menjelajah Nusantara Dengan Kursi Roda
Imam Sukamto warga Wonorejo Rangkat, Surabaya, Jawa Timur. Ia akhirnya tiba di Batam pada Senin 27 Mei 2013
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Tribunnews Batam, Muhammad Munirul Ikhwan
TRIBUNNEWS..COM, BATAM - Keterbatasan fisik bukan menjadi kendala untuk menggapai cita-cita. Walaupun harus menggunakan kursi roda untuk berjalan, ini tidak mengurangi semangat aktivitas seseorang untuk menjelajahi nusantara.
Adalah Imam Sukamto warga Wonorejo Rangkat, Surabaya, Jawa Timur. Ia akhirnya tiba di Batam pada Senin 27 Mei 2013 setelah berkeliling di beberapa wilayah seantero nusantara. Pada usianya yang genap 60 tahun, masih terpancar semangat yang membara memenuhi panggilan jiwa.
"Saya ingin berbagi inspirasi dan semangat kepada individu, baik yang sedang dilanda depresi berat tekanan hidup yang semakin sulit, maupun yang sedang dilimpahi kemewahan dan kemakmuran, hendaknya tetap bersemangat dan berfikir positif untuk berani membuktikan karyanya demi kebesaran Negara Republik Indonesia," ujar Imam Sukamto.
Menurutnya misi untuk meengeliling nusantara tersebut sebagai wujud cintanya terhadap Tanah Air. Sejak November 2012 ia meninggalkan kota kelahirannya Surabaya untuk memenuhi panggilan jiwanya.
Sementara keluarganya sangat mendukung misinya tersebut. Walaupun harus dilepas dengan isak tangis, ini bukan berarti keluarganya tidak rela melepaskannya untuk memenuhi nazar mengeliling Indonesia.
"Keluarga sangat mendukung, setiap hari telepon, tetapi saat melepas keberangkatan saya pada November 2012 lalu, anak saya yang usianya 21 tahun menangis, ia bilang nanti saya tidak ada bapak," ujarnya menirukan anaknya.
Sampai saat ini, dengan menggunkan kursi roda hasil karyanya, ia sudah mengelilingi separuh wilayah nusantara. Bahkan ia sudah sampai di Merauke yang merupakan ujung timur wilayah Indonesia.
"Mulai dari Surabaya kemudian ke Pasuruan, Probolinggo, Sitobondo, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Makassar, Papua hingga ke Merauke. Setelah itu ke Balikpapan, Banjarmasin, Palangkaraya, Sampit, Pontianak, dan sekarang sampai di Batam," ujarnya.
Menurutnya minggu depan ia akan kembali melanjutkan perjalanannya menggunakan kursi rodanya ke Medan dan akan tiba di Sabang, Aceh.
Selama berkeliling , ia mengaku sudah tiga kali mengganti ban kursi roda hasil modifikasinya karena aus. "Ban ganti yang depan satu kali, yang belakang dua kali ganti. Yang depan ganti di Probolinggo, yang belakng ganti di Sumbawa Besar dan Sampit," jelas Sukamto.
Dengan bermodal satu juta rupiah, selama perjalanan ia pun kerap menginap di masjid. Dan pernah juga indekos di Pontianak. Sebelum berkeliling Indonesia, Sukamto mengaku sudah 30 tahun bekerja di pabrik gelas di Surabaya, bagian sortir barang. Kemudian pertengahan 2012 ia pensiun.
Ia juga sangat prihatin dengan penyandang cacat yang mengemis di jalanan. Padahal penyandang cacat seharusnya mendapat tempat yang layak untuk bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Sebenarnya ketika saya melihat penyandang cacat mengemis saya malu, tetapi saya juga merasakan bagaimana kesulitan mereka untuk bertahan hidup sementara untuk mencari kerja sering ditolak karena penyandang cacat.
Padahal dalam Undang-undang setiap 100 orang pekerja harus ada satu tempat untuk penyandang cacat, tetapi pada realitanya hal itu masih jauh dari harapan," ujarnya.
Ia sangat bersyukur atas sambutan dari club motor di Batam. Menurutnya club motor tidak semuanya background negatif, namun justru club motor di Batam dinilainya sangat positif.
"Setelah saya bergabung dengan anak-anak club motor, ternyata tanggapan mereka positif dan sangat memperhatikan terhadap penyandang cacat seperti saya," katanya.
Saat ini Imam Sukamto menginap di sekretariat Combet (Komunitas Mio Batam) yang berada di Bengkong Harapan I Blok M No. 345 Batam, Kepri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.