Banyak Tempat Pembuangan Sampah Liar Bermunculan
Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Kebersihan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Bandung
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Kebersihan, Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengaku kewalahan dengan terus bertambahnya permintaan pengangkutan sampah oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena terbatasnya armada pengangkut sampah yang beroperasi.
Kepala UPTD Kebersihan, Nuryadi Adiwinata, mengatakan beberapa bulan ini pihaknya kerap dibuat kewalahan oleh tingginya permintaan pengangkutan sampah terutama dari wilayah permukiman padat dan kawasan perumahan.
Ia pun mengaku serba salah menghadapi banyaknya permintaan baru tersebut. Sebab, jika seluruh permintaan itu disanggupi, ia khawatir pelayanan pengangkutan sampah kepada masyarakat menjadi tidak optimal. Menurutnya, dengan bertambahnya permintaan pengangkutan baru, bisa jadi pengangkutan sampah lama hanya dapat dilakukan satu kali dalam sepekan.
"Namun jika kami menolak, kami bisa disalahkan. Kalau kami penuhi, pengangkutan sampah bisa lebih lama. Akhirnya banyak sampah yang menumpuk," kata Nuryadi kepada wartawan, Minggu (2/6/2013).
Nuryadi mengatakan dengan jumlah armada yang hanya sekitar 22 unit kendaraan, membuat pihaknya kerepotan dan dibuat kewalahan dengan tingginya volume angkut sampah, namun tidak sebanding dengan jumlah armada yang ada.
Menurut Nuryadi, truk-truk sampah itu sebagian besar merupakan truk keluaran tahun 1997 yang merupakan truk peninggalan Kabupaten Bandung saat KBB belum terbentuk. Sedangkan pengadaan kendaraan dari APBD KBB selama lima tahun hanya 11 kendaraan.
Permintaan pengangkutan sampah, ujar Nuryadi, berjumlah sekitar 20 titik yang tersebar di sejumlah kecamatan seperti Kecamatan Ngamprah, Padalarang, Lembang, Cisarua, Parongpong, Batujajar, dan Cihampelas. "Di wilayah tersebut memang banyak muncul perumahan-perumahan baru," katanya.
Nuryadi mengatakan pihaknya memiliki jadwal pengangkutan sampah rutin yang berjumlah sebanyak 120 tempat pembuangan sampah sementara termasuk lima TPS besar di sejumlah pasar tradisional seperti Pasar Batujajar, Pasar Tagog Padalarang, Jalan Gedonglima, Pasar Lembang, dan Kota Baru Parahyangan.
Tingginya permintaan pengangkutan sampah yang tidak sebanding dengan jumlah armada yang dapat beroperasi, menurut Nuryadi, banyak memunculkan tempat pembuangan sampah (TPS) liar khususnya di wilayah Lembang, Batujajar, dan Ngamprah.
"Retribusinya pun menjadi tidak jelas," ujar Nuryadi.
Kepala DCKTR KBB Anugrah mengatakan tahun ini pihaknya berencana menambah armada truk jenis dump truck sampah. Dana untuk penambahan dua atau tiga unit truk tersebut, kata Anugrah, bersumber dari anggran pendapatan belanja daerah KBB. Menurut dia, penambahan armada akan berdampak kepada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor persampahan. "PAD dari retribusi sampah pada 2012 lalu sekitar Rp 1,1 miliar," ujarnya. (zam)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.