Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Disdik Sumedang Siap Bantu Wujudkan Rumah Pintar

Harapan Een Sukaesih (50) memiliki sanggar belajar bagi anak-anak didiknya segera terwujud. Een asal Batukaru

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Disdik Sumedang Siap Bantu Wujudkan Rumah Pintar
Net
Een Sukaesih 

TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Harapan Een Sukaesih (50) memiliki sanggar belajar bagi anak-anak didiknya segera terwujud. Een asal Batukarut, Desa Cibeureum wetan, Kecamatan Cimalaka, adalah seorang guru yang selama puluhan tahun mengajar sambil tergolek di tempat tidur. Ewn hanya bisa menggerakkan kepalanya.

Keiklasan mengajar dengan penuh kasih sayang walaupun dengan kondisi tubuh yang sakit akibat terkena penyakit langka, membuat Een diundang Presiden Susilo Bambang Yudhono beberapa waktu lalu.

"Saya menyampaikan kepada presiden ingin ada sanggar belajar untuk tempat anak-anak tapi disarankan namanya rumah pintar," kata Een, Senin (24/6/2013).

Kepala Dinas Pendidikan Sumedang, Herman Suryatman, yang mendampingi Een ke Jakarta saat menerima penghargaan dari salah satu stasiun televisi swasta dan bertemu presiden, mengaku siap memfasilitasi harapan Een.

"Saat bertemu dengan presiden, terlontar what next, apa yang harus dilakukan selanjutnya. Terlontar ingin membuat sanggar belajar itu," kata Herman, Senin siang kemarin.

Menurut Herman, Presiden SBY meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh untuk membantu mewujudkan harapan Ibu Een.

"Jadi harus ada tindak lanjut dan Disdik akan membantu menjembataninya ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Herman.

Berita Rekomendasi

Herman mengatakan sanggar belajar atau rumah pintar itu menjadi tempat untuk memberikan motivasi bagi siapa saja. "Ibu Een itu guru yang sangat luar biasa, mengajar dengan kasih sayang dalam keterbatasan fisik dan sangat memberikan motivasi bagi kalangan pendidikan," katanya.

Een yang menderita radang sendi sejak 1987, mengajar di ruangan yang sempit di rumahnya. Sudah puluhan bahkan ratusan anak belajar bersama Een dan hampir semuanya berprestasi.

Semangat dan keikhlasan Een dalam membantu anak-anak sekolah tanpa pamrih masih terus menggebu. Padahal Een memiliki keterbatasan karena digerogoti penyakit hingga tubuhnya lumpuh dan semakin mengecil sejak 1987.

Semangat hidup lulusan D III Fakultas Psikologi IKIP Bandung (kini bimbingan dan konseling (BK)), terus menggebu. Dan Een tak mengeluh. Di tengah deraan rasa sakit karena penyakit radang sendi ganas (remathoid artitis), Een terus membagikan ilmunya. (std)

Tags:
Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas