Nilai Delapan Kalah dengan Anak Guru
Tasiyem (45) langsung memeluk tubuh putranya, Bagas Tri Pagestu (12), sesaat setelah melihat pengumuman hasil seleksi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Samsul Hadi
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Tasiyem (45) langsung memeluk tubuh putranya, Bagas Tri Pagestu (12), sesaat setelah melihat pengumuman hasil seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB), di SMP 5 Semarang, Kamis (4/7/2013). Ibu tiga anak itu menangis bahagia begitu mengetahui putra bungsunya diterima di SMP 5 Semarang.
"Saya merasa terharu. Akhirnya ketiga anak saya bisa sekolah di SMP 5. Sebelumnya, kedua kakak Bagas juga sekolah di sini," kata warga Karangrejo, Semarang.
Tasiyem mengaku bangga karena semua putranya bisa belajar di SMP favorit. SMP 5 Semarang, merupakan satu dari beberapa SMP favorit di Kota Semarang, yang pernah berlabel Sekolah Rintisan Berstandar Internasional (RSBI). "Semangat belajarnya (Bagas) biar ada. Karena kakak-kakanya dulu juga sekolah di sini," ujarnya.
Anak Tasiyem, Bagas, merupakan satu dari 288 siswa baru yang diterima di SMP 5 Semarang. Untuk diterima di SMP 5, nilai ujian nasional lulusan SD Kemala Bhayangkari 04 Semarang, itu 26,70. Bagas merupakan pendaftar dalam rayon di sekolah tersebut.
Perasaan bahagia juga dirasakan Agistya Ayang Prameswari (12). Lulusan SD Tambakrejo 01, dengan nilai ujian nasional 26,96 itu diterima di sekolah yang diidamkan, yakni, SMP 3 Semarang. Ayang merupakan pendaftar luar rayon di sekolah itu.
"Alhamdulillah, saya bersyukur diterima di SMP 3," kata Ayang, saat melihat pengumuman PPDB di SMP 3 Semarang.
Namun, nasib berbeda dialami lulusan SD Al Irsyad Semarang, Figo Elang Phalevi (12). Figo gagal masuk di SMP 3 Semarang.
Padahal nilai ujian nasional Figo, 26,10. Sedangkan nilai terendah yang diterima di sekolah tersebut, 26,40. Selain itu, Figo juga pendaftar dari luar rayon di sekolah itu. "Tidak diterima, kurang komanya saja. Terpaksa masuk ke pilihan dua di SMP 6," katanya.
Ayah Figo, Jatmiko, menyatakan, posisi anaknya di SMP 3 kalah dengan anak guru. Menurutnya, ada anak guru yang nilai ujian nasionalnya rendah malah diterima di sekolah itu. Karena anak guru yang orang tuanya mengajar di sekolah itu mendapatkan nilai tambah 4,5.
"Anak saya kalah dengan anak guru. Anak guru yang nilainya rendah dapat nilai tambahan dan akhirnya diterima," katanya.
Tiga anak
Data yang diperoleh menyebutkan, ada tiga anak guru SMP 3 yang diterima di sekolah tersebut. Ketiga anak guru itu nilai ujian nasionalnya masing-masing, 23,70 mendapat nilai tambah 4,5 menjadi 28,20; lalu 23,15 mendapat nilai tambah 4,5 menjadi 27,65; dan 22,80 mendapat nilai tambah 4,5 menjadi 27,30. Ketiga anak guru itu akhirnya diterima di SMP 3 Semarang.
Ketua Panitia PPDB SMP 3 Semarang, Rohadi Wibowo, mengatakan, tambahan nilai untuk anak guru sudah berada dalam Peraturan Wali Kota (Perwal) tentang pelaksanaan PPDB. Ia hanya menjalankan regulasi yang ada saja.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.