Strategi Suap Diatur di Hotel dan Rumah Toto
Penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) kembali menggelar rekonstruksi kasus suap terhadap hakim Setyabudi
Editor: Hendra Gunawan
Penyidik KPK kemudian mengalihkan rekonstruksi ke kantor Pemkot Bandung. Di ruang kerjanya, mantan Sekda Edi Siswadi menyerahkan uang Rp 20 juta sebanyak tiga kali atau total Rp 60 juta kepada sopir Toto bernama Yayat Supriatna.
Rekontruksi di Balai Kota tidak melibatkan Dada Rosada, tapi melibatkan Eko Wijaksana ajudan Edi Siswadi bersama tiga tersangka Herry Nurhayat, Setyabudi, Toto Hutagalung dan Asep.
Menurut kuasa hukum Edi Siswadi, Rohman Hidayat SH, keterlibatan ajudan Edi untuk memberikan uang kepada Toto Hutagalung dan Asep. Uang itu untuk pengamanan sidang kasus korupsi dana bansos. Sebab kata Rohman, Toto selalu mengerahkan anak buahnya ke Pengadilan Negeri (PN) Bandung untuk mengamankan jalannya sidang kasus tersebut. "Uang itu untuk teman-teman Pak Toto. Dan uangnya berasal dari kocek pribadi Pak Edi," kata Rohman.
Masih di kantor Pemkot Bandung, rekonstruksi lalu digelar diruangan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Pemkot Bandung, Herry Nurhayat. Di ruangan Herry di lantai tiga gedung Pemkot Bandung itu, Herry, Toto, dan Asep menggelar pertemuan.
Di sini Herry menyerahkan uang Rp 500 juta kepada Toto. Uang itulah yang kemudian diserahkan oleh Asep Triana kepada hakim Setyabudi untuk menyuap hakim bertubuh ceking tersebut.
Dari sini rekonstruksi beralih ke salah satu kamar di Apartemen Suite milik Toto di Jalan Soekarno-Hatta. Toto bertemu Setyabudi membicarakan perkembangan kasus korupsi dana bansos yang sudah ditangani Pengadilan Tinggi (PT) Jawa Barat.
Pada rekonstruksi ini ada yang cukup unik. Toto mengatakan, Setyabudi sudah dua kali menemuinya di apartemen tersebut. Namun Setyabudi mengaku baru kesana sekali. Toto tetap ngotot karena dia masih ingat, pada kunjungan kedua Setyabudi diantar pulang oleh sopirnya menuju ke FO Rumah Mode di Jalan Setiabudi.
Rekonstruksi kemudian berlanjut ke Vila Jodam, rumah peristirahatan seluas satu hektare milik Toto Hutagalung di Kampung Ciporeat, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Disini Toto menggelar pertemuan dengan Dada, Edi, Herry, dan Setyabudi.
Dari rekonstruksi ini terungkap, mereka membicarakan perkembangan kasus korupsi dana bansos yang sudah ditangani PT Jabar. Dada sendiri pulang lebih dulu, sedangkan empat lainnya bersama Toto masih berada di vila itu. Mereka pun berkaraoke terlebih dulu di ruangan khusus tempat karaoke di vila itu sebelum membubarkan diri.
Rencana rekonstruksi yang akan digelar penyidik KPK selama tiga hari di Kota Bandung tampaknya cukup hanya dilakukan dua hari saja. Dari daftar lokasi-lokasi rekonstruksi yang diperoleh Tribun, semua tempat tampaknya sudah disambangi untuk digelar rekonstruksi. Pada rekonstruksi hari pertama, diketahui Toto menerima uang Rp 500 juta di halaman sebuah masjid di Jalan Aceh dari Sekpri Edi Siswadi, Yusuf Hidayat. (san/tsm)