Faperta Unmul Gelar Lokakarya Bahas Singkong
Ketela pohon atau singkong menjadi salah satu komoditi unggulan yang berpotensi dikembangkan di Kaltim
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -- Ketela pohon atau singkong menjadi salah satu komoditi unggulan yang berpotensi dikembangkan di Kaltim. Hal ini terungkap dalam Lokakarya Strategi Pengembangan Budidaya dan Produksi Singkong,
yang digagas Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Mulawarman (Unmul), Sabtu (6/7/2013).
Dekan Faperta, Ir Hj Rina Sintawati, MP menuturkan, fakultas yang dipimpinnya telah melakukan penelitian terhadap singkong beberapa tahun belakangan ini. "Sampai ampasnya (singkong) saja punya potensi untuk diekspor. Tentunya harus menggunakan bantuan teknologi," ujar Rina.
Faperta, kata Rina, memiliki jurusan Teknologi Hasil Pertanian. Di jurusan tersebut, dilakukan beragam penelitian guna menemukan nilai tambah komoditi pertanian. "Bisa diubah jadi tepung, dan kemudian diolah menjadi berbagai makanan seperti ek krim, burger, nugget, hingga tortila. Kita juga lagi meneliti bagaimana singkong menjadi bahan baku bioetanol," sebut Rina.
Lokakarya ini bertema menjadikan singkong sebagai komoditas masa depan untuk pangan, bahan baku industri, dan energi. "Selain diubah jadi tepung untuk bahan baku makanan, singkong juga bisa menjadi bahan baku kosmetik, dan bioetanol. Pokoknya ada sekitar 33 macam hasil turunan dari singkong," timpal Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Pemprov
Kaltim, Ir Ibrahim.
Ibrahim mengungkapkan, sekitar 2.000 hektare lahan disediakan untuk budidaya singkong, terutama singkong gajah. Pabrik pengolahan singkong menjadi tepung, dan kosmetik pun telah disiapkan di Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara.