Tiba di Aceh, Presiden Langsung ke Lokasi Gempa
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau lokasi bencana gempa Aceh di Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (9/7/2013).
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meninjau lokasi bencana gempa Aceh di Kabupaten Aceh Tengah, Selasa (9/7/2013).
Kepala Negara meninggalkan Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa sekitar pukul 06.00 WIB dan tiba di Bandara Malikussaleh, Aceh, sekitar pukul 09.20 WIB.
Setibanya di Aceh, Presiden Yudhoyono beserta rombongan menuju Desa Rejewali, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Pada rapat kabinet paripurna, Senin (8/7/2013), yang membahas mengenai penanganan bencana, Presiden Yudhoyono telah menyampaikan niatnya untuk meninjau lokasi bencana di Aceh.
"Saya simpulkan bahwa langkah-langkah pascatanggap darurat terus dilakukan. Proses rekonstruksi lebih cepat dan lebih baik," kata Presiden.
Dalam rapat kabinet yang juga dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono tersebut, Presiden mengatakan secara rutin berkomunikasi dan mendapat laporan dari satuan tugas yang bertugas di Aceh.
Sementara itu pada akhir pekan, tim Staf Khusus Presiden telah mengunggah informasi mengenai rencana kunjungan Presiden itu di akun jejaring sosial twitter Presiden Yudhoyono, @SBYudhoyono.
"Presiden SBY pelajari laporan gempa Aceh. Pada 9 Juli 2013, beliau akan tinjau pusat bencana di Kabupaten Bener Meriah, Aceh," menurut keterangan dalam akun tersebut yang menyertasi sebuah foto Presiden tengah berada di meja kerjanya.
Menurut informasi dari wartawan Antara di Bener Meriah, Presiden Yudhoyono dijadwalkan berdialog dengan korban gempa dan meninjau langsung lokasi bencana terparah di Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Komandan Posko Terpadu Bencana Aceh Tengah dan Bener Meriah Kol Inf Hipdizah di Redelong menyatakan Kepala Negara akan mendarat di Bandara Malikussaleh, Kota Lhokseumawe kemudian melanjutkan perjalanan ke Bener Meriah dengan helikopter.
Kecamatan Ketol merupakan kawasan terparah akibat gempa berkekuatan 6,2 skala Richter pada Selasa (2/7/2013), karena hampir 90 persen rumah penduduk rusak parah.
Dua desa di kecamatan yang berada di lereng gunung, yakni Desa Bah dan Serempah, longsor yang mengakibatkan rumah dan tanah menutup sungai di bawahnya.