Okupansi Hotel Anjlok Drastis
Pada momen Ramadan, pasar perhotelan cenderung jauh lebih sepi
Editor: Budi Prasetyo
Pasca Idulfitri Normal Lagi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Erwin Adriansyah
TRIBUNNEWS.COM BANDUNG, - Ternyata, tidak selamanya permintaan meningkat saat Ramadan. Itu dialami dunia perhotelan.
Herman Muchtar, Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar, mengungkapkan, pada momen Ramadan, pasar perhotelan cenderung jauh lebih sepi daripada kondisi normal. "Okupansi terjun bebas alias turun drastis," tandas Herman di sela-sela Safari Ramadan PHRI Jabar di Hotel Hilton, Jalan HOS Cokroaminoto Bandung, Kamis (11/7/2013) malam.
Herman melanjutkan, pada Ramadan, rata-rata okupansi hotel di Jabar tidak melebihi 25 persen. Idealnya, sambung Herman, dalam kondisi persaingan yang makin ketat, okupansi hotel sekitar 45-50 persen.
Namun, tuturnya, kondisi tersebut tertutupi oleh musim libur sekolah. Dikatakan, saat musim libur sekolah, okupansi hotel, rata-rata 60-70 persen.
Herman berpandangan, minimnya okupansi hotel saat ini, dapat kembali normal pasca Idulfitri. Prediksinya, ucap Herman, pasca Idulfitri, okupansi dapat mencapai 70-80 persen.
Minimnya okupansi itu pun, sahut Herman, tidak tertutup kemungkinan karena banyak tempat non-hotel, yang berfungsi sebagai hotel. Dia menyebut kos-kosan.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya menduga, tidak sedikit pengelola kos menerapkan tarif harian. "Tidak itu saja, beberapa apartemen pun menerapkan hal yang sama. Termasuk wisma, yang tidak sedikit menjelma menjadi hotel," seru Herman.
Tentunya, aku Herman, situasi itu makin membuat persaingan hotel, yang saat ini, terdapat 17 ribu kamar, kian ketat dan berat. Untuk menyiasati minimnya okupansi, Herman menyatakan, para pebisnis hotel melakukan berbagai upaya.
Di antaranya, menerapkan tarif murah. Melihat kondisi ini, Herman menilai persaingan hotel sudah tidak sehat. Karenanya, imbuh Herman, perlu peran pemerintah dalam menyikapi hal tersebut. "Kami terus mendorong supaya pemerintah melakukan langkah kongkrit untuk menyikapi situasi seperti saat ini. Misalnya, melalui regulasi dan kebijakan yang dapat mendukung perhotelan," pungkasnya. (win)