Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kalapas Tanjung Gusta Bantah Lalai Mengantisipasi Kerusuhaan

Muji Raharjo menampik pihaknya membuat skenario terjadi kerusuhan di lapas untuk merevisi soal PP No 99

zoom-in Kalapas Tanjung Gusta Bantah Lalai Mengantisipasi Kerusuhaan
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Seorang anggota TNI melakukan penjagaan di pos jaga Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (13/7/2013). Dua hari pascakebakaran, Lapas Tanjung Gusta mulai melakukan perbaikan prasarana, sementara kunjungan warga terhadap napi ditiadakan hingga perbaikan selesai. TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI 

TRIBUNNEWS.COM – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta Medan, Muji Raharjo menampik pihaknya membuat skenario terjadi kerusuhan di lapas untuk merevisi soal PP No 99. "Ah kalau soal itu saya tidak tahu ya, oke," kata Muji.

Muji juga mengkoreksi jumlah kerugian lapas akibat kerusuhan hanya Rp 9 miliar bukan sebesar Rp 55 miliar seperti yang sudah diberitakan. Jumlah itu diperoleh setelah pihaknya bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

"Kami sudah melakukan penghitungan kerugian bersama Kantor KPKNL, sementara ini ditaksir 9 miliar bukan 55 miliar. Kerugian itu mulai dari gedung fisik, peralatan kantor dan inventaris lainnya," katanya.

Muji juga meluruskan tudingan aparatnya lalai mengantisipasi terjadinya kerusuhan. Ia menjelaskan kalau kerusuhan itu terjadi akibat matinya listrik. "Listrik ini mati sejak pukul 5 pagi, maka air pun tidak bisa dialirkan ke lantai 3 dan ini berlangsung sampai malam," kata Muji.

Genset yang dimiliki lapas pun kata Muji, tidak bisa digunakan selama 24 jam, oleh karena itu pihaknya mengatur pemakaian genset tersebut agar tidak rusak. Harapannya genset tersebut bisa dipakai di malam hari.

''Sebelumnya saya memerintahkan anak buahnya untuk menelepon PDAM untuk meminta bantuan air bersih. Dari sini hanya didatangkan sebanyak dua tangki. Namun air itu tidak cukup digunakan untuk kebutuhan 2.600 penghuni lapas,'' katanya.

Ia mengatakan mulai pukul 16.00, mulai terlihat tanda-tanda akan terjadi kerusuhan. Muji segera datang ke lapas pukul 17.00. Namun pemberontakan tidak bisa dihindari sehingga kemudian para tahanan bertambah beringas dan melakukan pembakaran terhadap lapas.

Berita Rekomendasi

Muji mengatakan sipir yang berjaga saat itu 18 orang dari total seluruh personel yang berjumlah 160 orang. "Jadi waktu terjadi keributan itu pukul 5 sore, saya langsung masuk ke dalam blok bersama mereka untuk menenangkan, namun hanya berlangsung setengah jam," katanya.

Namun kemudian ada orang yang hendak melakukan provokasi kepada seluruh napi di dalam tahanan. "Lalu ada suara yang tidak enak didengar berasal dari masjid melalui pengeras suara, 'masuk-masuk air sudah mati'," kata Muji sambil menirukan suara itu.

Muji mengaku belum mengetahui identitas napi yang melakukan provokasi itu. Sampai sekarang pihaknya dibantu kepolisian masih mencari identitas orang tersebut. "Saya belum tahu, namun sebelumnya ada suara tepukan berasal dari dalam karena saya datang, 'Itu kalapas, itu Kalapas'," katanya menirukan teriakan napi saat itu.

Mujilmengaku sudah menghubungi pihak kepolisian terdekat dan baru di lokasi sekitar pukul 7 sore. Ia membantah ada kehilangan senjata serta praktik pungutan liar di lapas. "Kita sudah komitmen lapas bebas dari korupsi," katanya.(riz/irf)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas