Kaltim Masih Terkena Ekor Badai
Sebagian besar wilayah Kaltim masih berada di dalam ekor badai.
Editor: Budi Prasetyo
![Kaltim Masih Terkena Ekor Badai](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20130227_Prakiraan_Cuaca_Makassar_4849.jpg)
Laporan Tribun Kaltim, Rafan A Dwinanto
TRIBUNNEWS.COM SAMARINDA,- Sejatinya, wilayah Samarinda dan sekitarnya pertengahan Juli ini telah memasuki musim kemarau. Kendati demikian, hujan masih saja kerap mengguyur kota tepian dalam jangka waktu cukup panjang, beberapa hari belakangan ini.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda, Sutrisno menyebut, sebagian besar wilayah Kaltim masih berada di dalam ekor badai.
"Sudah masuk kemarau, cuma kita masih terkena ekor dari badai. Sehingga cuaca kerap hujan disertai angin kencang," sebut Sutrisno, Selasa (16/7/2013).
Sutrisno menyebut, badai berkecepatan sekitar 13 knot ini terus bergerak ke arah utara, mendekati Jepang. "Kecepatan badai sekitar 13 knot, dan terus menjauh ke belahan bumi utara atau ke arah Jepang," ujarnya.
Sementara, curah hujan yang terjadi beberapa hari belakangan ini diperparah meningkatnya suhu di permukaan laut. Menurut Sutrisno, suhu di permukaan laut berkisar 30 hingga 31 derajat celcius. "Suhu di permukaan laut juga naik," katanya lagi.
Naiknya suhu permukaan laut ini memicu proses penguapan air laut menjadi awan aktif lebih banyak. "Sehingga, hujan masih sering terjadi belakangan ini. Karena penguapan memicu pembentukan awan aktif," jelasnya.
Beberapa hari diguyur hujan, lanjut Sutrisno, membuat suhu udara di Samarinda dan sekitar menjadi relatif lebih dingin dibanding biasanya. "Ya otomatis suhu udara juga jadi lebih dingin," pungkasnya.