Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekolah Penyelenggara MOS Maut di Bantul Harus Diberi Sanksi Tegas

Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati menyesalkan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) di Bantul, Yogyakarta, yang memakan korban pesertanya.

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Sekolah Penyelenggara MOS Maut di Bantul Harus Diberi Sanksi Tegas
Warta Kota/Adhy Kelana
Ilustrasi MOS 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi X DPR RI Reni Marlinawati menyesalkan kegiatan masa orientasi siswa (MOS) maut di Bantul, Yogyakarta, yang mengakibatkan satu siswa peserta.

Penyelesalan itu, terkait siswi SMK 1 Pandak Kabupaten Bantul bernama Puspita, yang meninggal seusai menjalani hukuman ketika mengikuti MOS, (19/7/2013) lalu.

"Saya sangat menyesalkan peristiwa wafatnya siswa saat MOS. Sebabnya, peristiwa seperti ini selalu berulang terjadi setiap tahun," ujar Reni di Jakarta, Minggu (21/7/2013).

Menurut Wakil Sekretaris Fraksi PPP DPR RI ini, pemerintah harus bersikap tegas terhadap sekolah yang kedapatan "merestui" pendekatan fisik ketika menggelar MOS. "Harus diberi sanksi keras," imbuhnya.

Sejak awal pelaksanaan MOS, kata Reni, panitia semestinya mengetahui rekam jejak kesehatan peserta MOS. Dengan data itu, panitia dapat memberi perlakuan khusus kepada peserta yang kesehatannya bermasalah.

"Kalau sudah seperti itu, dalam MOS dapat dipilahkan mana peserta yang fisiknya kuat dan mana yang lemah," tandas Reni.

Berita Rekomendasi

Kegiatan MOS di Bantul, seperti yang diberitakan Tribunnews.com,  memakan korban. Seorang siswi SMK 1 Pandak bernama Anindya Ayu Puspita (16), harus kehilangan nyawanya setelah dihukum squat jump oleh seniornya, Jumat (19/7/2013).

Warga Dusun Daleman RT 02 Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, tersebut tewas dalam perjalanan menuju RS PKU Muhammadiyah Bantul.

Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Alaal Prasetyo, mengatakan, dari keterangan yang perolehnya dari dokter yang memeriksa korban, saat tiba di rumah sakit korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

Korban tiba sekitar pukul 16.30 wib. Dokter, lanjut Alal, juga belum dapat memberikan kepastian terkait penyebab meninggalnya remaja tersebut. Dokter sebenarnya sudah berusaha untuk bergerak cepat untuk mencoba memancing detak jantung korban.

Polisi belum memperoleh informasi lengkap terkait riwayat kesehatan korban karena dari pihak orangtua korban masih dalam kondisi syok.

"Jika melakukan kegiatan MOS apalagi latihan PBB seharusnya panitia atau pihak sekolah memastikan kondisi kesehatan perserta. Apakah ini kelalaian sekolah atai bukan akan kami dalami," kata Kasatreskrim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas