Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putra asal Kebumen Raih Gelar Doktor UIN

Bapak 5 putra dari istri Habibah Nurul Ummah, S. Ag., M.H.I., ini mempertahankan hasil riset disertasinya di hadapan Promotor dan Tim Penguji

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Putra asal Kebumen Raih Gelar Doktor UIN
logo UIN Sunan Kalijaga 


   

TRIBUNNEWS.COM YOGYA, - Al-Musytarak al-Lafzi merupakan sebuah fenomena pembahasan yang memiliki kedudukan sangat penting dalam hubungan antara kata dan makna dalam bahasa Arab. Para ahli  dan peneliti, baik yang klasik maupun modern, mengakui bahwa al-musytarak al lafzi berpengaruh kuat dalam aktifitas komunikasi dan penetapan suatu hukum. Para ahli ilmu Al Quran pun sangat memperhatikan masalah al-musytarak al-lafzi dalam hubungannya dengan mekna Al Quran baik secara harifiah maupun kontekstual. Namun, para ahli dan peneliti sampai saat ini masih berbeda pendapat dalam mendefinisikan al-musytarak al-lafzi ini.

                Sejauh mana silang pendapat perbedaan diantara para ahli dan peneliti, Dosen Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga, Tulus Musthofa (53 tahun) melakukan riset pustaka dengan kajian semantik. Hasil riset putra kelahiran Kebumen ini dituangkan dalam karya disertasi untuk meraih gelar Doktor Studi Keislaman Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan mengangkat judul “Al-Musytarak Al-Lafzi Dalam Al Quran (Kajian Semantik Terhadap Makna Ganda al-Wajuh wa an-Naza’ir).

                Bapak 5 putra dari istri Habibah Nurul Ummah, S. Ag., M.H.I., ini mempertahankan hasil riset disertasinya di hadapan Promotor dan Tim Penguji yakni Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, MA., Prof. Dr. H. Syihabuddin Qolyubi, MA., Zamzam Afandi, Ph.D., Dr. Phil Sahiron, MA., Prof. Dr. H. Syamsul Hadi., SU., MA., (Promotor merangkap Penguji), Dr. H. Sukamta Said, MA., (Promotor merangkap Penguji), bertempat di Convention Hall kampus setempat. Di Hadapan Tim Penguji Tulus Musthofa memaparkan, kajian disertasinya berhasil mengungkapkan bahwa, al-musytarak al-lafzi dibahas dalam ‘ilm al-wujuh wa an-naza’ir. Ilmu ini termasuk dalam cabang ilmu tafsir.

Para ahli dan peneliti banyak yang mengartikan al-wujuh wa an-naza’ir sebagai suatu kata yang disebut dalam berbagai tempat dalam Al Quran, dengan ucapan dan harakat yang sama. Akan tetapi kata tersebut memiliki makna yang berbeda di setiap tempatnya. Oleh karena itu, ucapan setiap kata yang disebutkan di tempat yang sepadan dengan ucapan kata yang sama di tempat yang lain itulah yang disebut an-naza’ir. Sementara, tafsiran setiap kata dengan maknanya yang berbeda, dinamakan dengan al-wujuh. "Jadi an-naza’ir merupakan nama untuk ucapan, sedangkan al-wujuh merupakan sebutan bagi makna. Karya yang berhubungan dengan masalah  ini dikenal dengan nama al-wujuh an-naza’ir," kata Tulus Musthofa.

                Dijelaskan, para ulama penyusun al-wujuh wa an-naza’ir menggunakan paradigma yang sama, metode yang sama, juga pendekatan yang sama dari satu penulis ke penulis lain, baik dari segi pengambilan kata-kata Al Quran yang dijadikan kajian, urutan penyusunannya, maupun wujuh dimana setiap kalimat menjadi berbagai makna dalam wujuh.

               Mengatasi  silang pendapat para ahli dan peneliti, dirumuskan teori-teori semantik tentang al-musytarak al lafzi. Salah satu teori yang dirumuskan Muhammad Nuruddin al-Munajjid mendefinisikan al-musytarak al-lafzi sebagai setiap kata mufrad dengan  dengan urutan huruf-huruf dan harakatnya menunjukkan dua makna atau lebih secara spesifik, dalam lingkungan yang satu, pada masa yang satu dan diantara makna-makna tersebut tidak ada ikatan arti atau balagah.

Berita Rekomendasi

                Teori ini telah digunakan al-Munajjid untuk menganalisis kata-kata al-wujuh wa an-naza’ir. Hasilnya, kata-kata yang termuat dalam buku al-wujuh wa an-naza’ir setelah dikritisi dan dilakukan pembahasan mendalam pada umumnya tak terbukti memenuhi kriteria sebagai kata musytarak baik dari aspek al-wujun maupun an-naza’ir. Akan tetapi, perbedaan makna yang ada lebih cenderung disebabkan oleh beberapa faktor di luar kata itu sendiri.

                Atas dasar itulah, buku-buku tentang al-wujuh wa an-naza’ir, peneliti kategorikan sebagai karangan yang cenderung masuk dalam bidang kajian tafsir dan takwil yang khusus membahas pengertian-pengetian umum suatu kata sesuai dengan konteksnya atau dengan faktor-faktor lain. (bm)

Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas