Waspadai Lima Titik Macet di Jalur Selatan
Para pemudik yang melintas jalur selatan diimbau memperhatikan lima titik kemacetan.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA, — Para pemudik yang melintas jalur selatan diimbau memperhatikan lima titik kemacetan. Paparan Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat menunjukkan, lima lokasi tersebut adalah Cileunyi, Kahatek, Nagreg, Limbangan, dan titik macet terakhir yakni Gentong.
Di Cileunyi, kemacetan biasa terjadi karena banyaknya angkutan umum yang mengetem di sekitar jalan depan Masjid Al-Musyawaroh dan Pasar Cileunyi. Tak hanya itu, pejalan kaki yang menyeberang jalan itu juga memperparah situasi yang ada.
Rekayasa lalu lintas yang ditempuh adalah dengan mengarahkan kendaraan dari Tol Cileunyi menuju Garut, memutar terlebih dahulu di depan Universitas Padjadjaran.
Demikian juga dengan kendaraan yang hendak menuju ke Garut dari arah Bandung. Di Kahatek, kemacetan diakibatkan pasar tumpah dan aktivitas warga setempat yang lalu lalang. Polisi telah menempatkan posko pengaturan dan posko pelayanan bagi para pemudik.
Titik kemacetan selanjutnya yakni Nagreg. Kemacetan terjadi karena ada penyempitan jalur di tanjakan Bohong, keluar masuk kendaraan sejumlah tempat wisata dan rumah makan, adanya pelintasan kereta yang cukup sibuk, dan aktivitas warga.
Arus lalu lintas dari Bandung menuju Garut tetap menggunakan jalan lama (Nagreg). Sementara arus lalu lintas dari Tasik dan Garut menuju Bandung dibelokkan di Cikaledong, kemudian masuk jalur Lingkar Nagreg dan keluar di Jalan Lingkar Barat.
Di Limbangan, kemacetan terjadi lantaran adanya pasar tumpah, banyak penyeberang jalan, kepadatan penduduk, keluar masuk angkutan umum Terminal Limbangan, dan persimpangan Leuwigoong.
Jika arus kendaraan ke arah Garut telah padat dan mengekor hingga pos pelayanan Limbangan, polisi akan melakukan penertiban penyeberang jalan, melakukan penghentian sementara arus lalu lintas dari arah Tasik ke Leuwigoong, dan memprioritaskan arus kendaraan dari arah Nagreg.
Titik kemacetan terakhir yakni di Gentong. Hal itu akibat jalan yang berkelok-kelok dan struktur jalan yang menurun dan menanjak. Tak hanya itu, ada jembatan yang tidak bisa dilalui jika dua kendaraan besar melaju secara berpapasan.
Jika kemacetan panjang tak terhindari, pemudik terpaksa dialihkan ke Panumbangan untuk bisa sampai kembali ke Rajapolah. Namun, jalan tersebut lebih panjang, yakni sekitar 34 kilometer, berbeda sekitar satu jam saja dari jalur yang biasa.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Martinus Sitompul mengimbau agar pemudik tetap mengikuti rambu, marka, dan petunjuk petugas yang berlaku di jalur mudik.