Hatta: Pelabuhan Krueng Geukueh Segera Difungsikan
Pemerintah pusat malah sudah memastikan dalam waktu dekat pelabuhan itu segera difungsikan
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM LHOKSEUMAWE - Menteri Koordinator Perekonomian RI, Ir M Hatta Radjasa mengatakan, pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Umum Lhokseumawe di Krueng Geukueh, Aceh Utara, terus diupayakan agar bisa segera digunakan sesuai peruntukannya. “Pemerintah pusat malah sudah memastikan dalam waktu dekat pelabuhan itu segera difungsikan. Namun, saya minta dukungan masyarakat Aceh, terutama para eksportir, untuk menggunakan jasa Pelabuhan Krueng Geukueh ini kelak,” kata Hatta menjawab wartawan saat berkunjung ke Pelabuhan Krueng Geukueh, Selasa (6/8/2013).
Dalam kunjungan ke Aceh Utara kemarin, Menko Perekonomian Hatta Radjasa didampingi Wakil Ketua MPR RI Ahmad Farhan Hamid, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.
Dari daerah, rombongan Menko Perekonomian disambut Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, dan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Hipdizah.
Menurut protokoler Kantor Gubernur Aceh, kedatangan Menko Perekonomian itu dalam rangka memenuhi undangan Wagub Aceh untuk melihat langsung kondisi ekonomi dan infrastruktur Aceh Utara, meliputi bandara, waduk, dan jalan. Fokus utamanya adalah meninjau kesiapan Pelabuhan Umum Krueng Geukueh sebagai pelabuhan ekspor impor di wilayah timur Aceh.
Saat berlangsung rapat terbuka dengan Muspida Aceh Utara dan Lhokseumawe kemarin, Hatta mengatakan, Krueng Geukueh sebagai pelabuhan impor produk tertentu akan segera dibuka, tinggal dibuatkan saja suratnya oleh Menteri Perdagangan. “Saya sudah usulkan dua produk impor tambahan bisa dimasukkan via Krueng Geukueh, yaitu barang elektronik dan alas kaki,” ujar Hatta di Guest House PT Arun sekembali dari Pelabuhan Krueng Geukueh.
Hatta meyakinkan para wartawan bahwa tak ada istilah gagal dalam upaya menghidupkan Pelabuhan Umum Lhokseumawe di Krueng Geukueh. “Kalau peningkatan status pelabuhan ini gagal, untuk apa saya capek-capek berkunjung ke sini?” tukas Hatta.
Saat berdialog dengan Wagub Aceh, Muzakir Manaf, Hatta menyatakan, pemerintah pusat sudah menyetujui pembangunan sekaligus pengoperasian Pelabuhan Umum Krueng Geukueh. Pemerintah pusat, menurutnya, optimis dengan aktifnya pelabuhan yang satu itu, maka ekonomi masyarakat Aceh akan lebih meningkat tajam. “Namun, saudagar-saudagar Aceh kita harapkan dapat memanfaatkan jasa pelabuhan ini nantinya dalam mengangkut barang komoditi ekspor dari beberapa kabupaten kota di Aceh,” ujarnya.
Hatta sangat yakin, hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan di kabupaten/kota se-Aceh dapat meramaikan volume ekspor dari Pelabuhan Krueng Geukueh nantinya. Termasuk sapi yang dikenal banyak di Aceh dapat dibawa melalui laut ke daerah lain nanti.
Sebelumnya pemerintah sudah menetapkan Pelabuhan Krueng Geukueh sebagai pelabuhan impor produk tertentu yang sudah disetujui, yaitu makanan dan minuman serta pakaian jadi.
Berdasarkan hasil tinjauan, pemerintah pusat menilai Krueng Geukueh saat ini punya fasilitas cukup memadai, berupa luas dermaga dan memiliki kolam dengan kedalaman 10 meter, setara dengan Pelabuhan Tanjung Priok. Pelabuhan ini juga memiliki luas gudang 5.000 meter.
Hatta juga menambahkan bahwa pemerintah pusat menempuh langkah pintas untuk operasionalisasi kilang PT Arun. Upaya yang sudah dilakukan adalah melobi Pemerintah Irak untuk memastikan suplai minyak serta studi terhadap kelayakan kilang.
“Jadi, sistemnya shortcut dan ini sangat menghemat waktu. Misalnya untuk studi kilang saja bisa memakan waktu satu tahun dan itu sudah kita lakukan sebelumnya. Tinggal lagi oil test yang nantinya akan disesuaikan dengan keadaan di sini,” ujarnya di Guest House PT Arun.
Ia memastikan meskipun gas sudah akan habis, namun Arun dengan aset yang dimilikinya tetap bermanfaat karena akan dikonversi. Sementara itu, Presiden Direktur PT Arun, Iqbal Hasan Saleh mengemukakan bahwa regasifikasi masih berlangsung dan ditargetlan selesai pada Oktober 2014. Terminal gas tersebut nantinya akan beroperasi pada saat proses LNG selesai pada Desember tahun depan dan diambil alih oleh Pertamina.
“Jadi, mari sama-sama kita kawal revitalisasi kilang Arun menjadi terminal gas. Lahan, tangki, dermaga, perumahan, serta fasilitas yang ada siap pakai. Kami sendiri sudah membentuk kelompok aspirasi dan proyek ini tidak hanya menumbuhkan ekonomi Aceh, tapi juga ekonomi Indonesia pada umumya,” ujar Iqbal.
Menko Perekonomian juga berjanji segera memperluas Bandara Rembele di Kabupaten Bener Meriah menjadi bandara internasional. “Dana untuk Rembele sudah ada 600 miliar rupiah. Asumsi saya, kalau dengan dana sebesar itu bakal bisa mendarat pesawat Boeing di bandara tersebut. Jadi, di bagian tengah Aceh ada satu bandara yang kelasnya internasional nanti,” terang Hatta.
Sementara itu, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyebutkan Kementerian Kehutanan menawarkan agar Aceh menanam karet untuk petani. “Misalnya, per petani diberi tiga hektare karet. Harga karet terbilang bagus dari tahun ke tahun,” terang Zulkifli.
Jika setuju, sambung Zulkifli, pihaknya akan memberikan modal untuk petani menanam karet dengan sistem pinjaman. Bunga pinjaman itu hanya 5,7 persen per tahun. (ib/nr/c46)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.