Warga Perancis Meninggal di Perairan Palue
-Patricia Gaudiono (53), warga Negara Perancis, Senin (12/8/2013), meninggal dunia di perairan Palue,
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Pos Kupang, Romualdus Pius
TRIBUNNEWS.COM, ENDE--Patricia Gaudiono (53), warga Negara Perancis, Senin (12/8/2013), meninggal dunia di perairan Palue, Kabupaten Sikka. Jasadnya sempat disemayamkan di RSUD Ende yang selanjutnya dibawa kembali ke negara asal oleh pihak keluarga.
Kapolres Ende, AKBP Musni Arifin, yang dikonfirmasi Pos Kupang di ruang kerjanya, Selasa (13/8/2013), menjelaskan kronologis kematian Patricia diawali ketika yang bersangkutan bersama 12 turis lainnya tengah melakukan surving di wilayah perairan Palue, Senin (12/8/2013). Pada saat sedang surving korban yang memiliki riwayat penyakit asma merasakan sesak napas.
Melihat keadaan demikian suami korban yang juga bersama korban, ditemani guide lantas membawa korban ke Puskesmas Ropa, namun dalam perjalanan dari perairan Palue menuju Ropa yang bersangkutan meninggal dunia.
Setelah dipastikan meninggal dunia korban dibawa ke RSUD Ende untuk divisum, tapi tidak jadi karena suaminya menolak. Suami beralasan bahwa kematian korban secara wajar sehingga tidak perlu divisum.
Informasi yang dihimpun polisi menyatakan bahwa sebelum melakukan surving di perairan Palue, korban bersama rombongan datang dari Bali ke Kupang menggunakan pesawat Garuda. Sedangkan guide yang juga dari Bali menggunakan kapal jenis speed boat.
Dari Kupang rombongan sebanyak 12 orang bertolak menuju Lamelera, Kabupaten Lembata menyaksikan kampung Lemalere dengan tradisi penangkapan ikan paus. Usai dari Lamalera rombongan menuju Palue. Di Palue rombongan melakukan surving. Pada saat surving tersebut korban terserang asma yang berujung pada kematian.
Musni mengatakan, pihaknya kesulitan berkomunikasi lebih jauh dengan suami korban, karena yang bersangkutan hanya bisa berbahasa Perancis. Bahasa Inggris pun tidak bisa. "Suami korban menolak
jasad isterinya difoto atau dipublikasikan. Kita tidak mau ada masalah di kemudian hari,"kata Musni.
Rombongan turis, kata Musni, juga tidak mengetahui bahwa di Palue sedang terjadi bencana alam berupa letusan Gunung Api Rokatenda sehingga mereka tetap melakukan kegiatan surving.*