Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Polri: Polisi Tidak Ada Keinginan Menutupi Pelaku Lain Tewasnya Sisca

Meski sejumlah saksi telah mengungkapkan beberapa kejanggalan kasus tewasnya Sisca Sofie

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Polri: Polisi Tidak Ada Keinginan Menutupi Pelaku Lain Tewasnya Sisca
Facebook/Dokumen Pribadi
(Penggabungan FOTO-FOTO) Fransisca Yofie (34) atau Sisca Yofie, Branch Manager PT Venera Multi Finance, yang terpampang di halaman Facebooknya semasa hidup. (Dokumen Pribadi dari Facebook) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski sejumlah saksi telah mengungkapkan beberapa kejanggalan kasus tewasnya Sisca Yofie, Polda Jabar dan Polrestabes Bandung masih berpegangan bahwa tewasnya mantan model itu berawal dari penjambretan dengan kekerasan.

Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Ronny Frenky Sompie menyatakan, kesimpulan perkara penjambretan itu berdasarkan pengakuan kedua pelaku, saksi, dan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Keterangan keduanya (pelaku) sama, walaupun ada kejanggalan, kami cocokkan dengan bukti-bukti, jejak-jejak yang ada di tempat kejadian," kata Ronny di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Ronny mengakui awalnya kepolisian memiliki beberapa dugaan mengenai motif hilangnya nyawa Sisca. Namun, keterangan tersangka, saksi, barang bukti, dan olah TKP menunjukan tewasnya Sisca karena berawal dari penjambretan dengan kekerasan.

Secara pribadi, Ronny mengaku telah menyarankan penyidik Polda Jabar agar mengantisipasi bila terkuak sejumlah keanehan atau kejanggalan kasus ini dalam sidang kedua pelaku di pengadilan nanti.

Ia memastikan akan memproses secara pidana bila terkuat fakta hukum dalam persidangan tentang adanya pelaku lain selain kedua pelaku saat ini. "Apabila memang ada orang yang disembunyikan oleh kedua tersangka, apabila memang ada sindikat misalnya mereka disuruh, polisi tidak ada keinginan untuk menutup-nutupi," kata Ronny.

"Tapi, sejauh ini, kami belum menemukan adanya keterlibatan orang lain di dalam kasus pencurian dengan kekerasan korban Sisca ini," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Bagaimana kaitan hubungan asmara Kompol Albertus Eko Budhiarto dengan tewasnya Sisca?

Ronny mengatakan, hubungan asmara antara Kompol Albertus dan Sisca terjadi sebelum kejadian tewasnya Sisca. Dan hubungan asmara tersebut telah berakhir.

Dan hasil pengembangan penyidikan, sejauh ini belum ditemukan hubungan asmara Kompol Albertus tersebut berkaitan dengan tewasnya Sisca.

Ronny menegaskan, penyidik tidak bisa memaksakan penyidikan mengarah kepada seseorang, termasuk Kompol Albertus, bila memang tidak ditemukan bukti kuat keterlibatannya. Sebagaimana Pasal 184 KUHAP, penyidik hanya bergepangan pada lima bukti, yakni keterangan saksi, keterangan tersangka, keterangan ahli, bukti surat, dan bukti petunjuk.

"Yang mana yang bisa mengaitkan Kompol A?" tanyanya.

Ronny berharap masyarakat, termasuk media massa, agar melihat kasus Sisca ini berdasarkan bukti, dan bukan asumsi kejanggalan belaka. "Kalau dipaksakan oleh karena opini yang dibentuk, maka merugikan integritas penegakan hukum," kata dia.

Kejanggalan tewasnya Sisca pada Senin (5/8/2013), sebagaimana pengakuan pelaku Ade (keponakan) dan Wawan (paman), polisi menyebut tewasnya Sisca diawali perampasan tas milik Sisca dari mobil yang terparkir di kosannya. Sisca yang melihat tasnya diambil pelaku melakukan perlawanan dan merangkul pelaku hingga terseret motor pelaku yang melaju.

Ade dan Wawan juga mengaku kabur usai menggasak tas Sisca. Sisca melawan dan tetap merangkul Wawan dari belakang kendati motor sudah dilajukan oleh Ade, sehingga Wawan membacok perempuan itu sebanyak tiga kali. Wawan tidak tahu kalau Sisca jatuh dan rambutnya terlilit di gir motor hingga terseret hampir 1 Km.

Kejanggalan muncul, karena saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di kosan, saksi mata Yadi mengaku melihat pembacokan dilakukan sebelum pelaku kabur. Setelah dibacok, Sisca didorong ke motor dan pelaku yang duduk di belakang menyeret korban dengan tangan kirinya. Saksi Reza juga mengaku melihat rambut perempuan itu dijambak dengan tangan kiri dan selanjutnya diseret.

Keanehan lainnya, Rudi, sang anak pemilik kos justru mengungkapkan bila tas Sisca tidak hilang dan masih berada di bawah jok penumpang mobil. Sementara, kedua pelaku mengaku telah membuang tas Sisca ke Sungai Sukawarna Baru atau dekat lokasi kejadian, Jl Cipedes Tengah, Kecamatan Sukajadi, Bandung, usai mengambil iPhone dan uang yang berada di dalamnya. Dan hingga kini belum jelas keberadaan barang bukti tersebut.

"Kalau memang ada keterangan itu, saya kira itu masukan untuk penyidik. Penyidik kan seharusnya melihat, kalau kasus perampasan, tentu ada yang hilang. Kalau tidak ada yang hilang, apa yang dirampas. Berarti keterangannya (kedua pelaku) sudah bohong. Tapi, kita sendiri tidak tahu, penyidik yang tahu," ujar Ronny.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas