Calon Haji asal Medan Muntah dan Lemas
Penerbangan perdana jamaah calon haji Embarkasi Medan mengalami masalah beruntun,
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Penerbangan perdana jamaah calon haji Embarkasi Medan mengalami masalah beruntun, Selasa (10/9/2013). Macetnya air dalam pesawat terbaru Garuda Indonesia yang digunakan, Boeing 777-300 ER, memicu masalah lain yang membuat 440 calon haji Kloter I tertahan tiga setengah jam di dalam pesawat.
Beberapa calon haji sempat muntah-muntah dan lemas, karena pihak Garuda tidak menurunkan penumpang selama mekanik memperbaiki kemacetan air di pesawat.
Pesawat Boeing 777-300 ER, yang dipiloti warga negara Perancis semula sudah lepas landas dari Bandara Internasional Kualanamu (KNIA) pukul 13.58 WIB. Setelah terbang sekitar 40 menit, pesawat terpaksa kembali (return to base/RTB) ke KNIA pada pukul 15.25.
Namun sampai pesawat berangkat lagi pukul 18.56, penumpang tetap ditahan di dalam pesawat. Ketika inilah sejumlah calon haji mengalami muntah-muntah dan lemas.
Sayang pihak Garuda tidak berhasil dikonfirmasi soal peristiwa ini. Saat dikonfirmasi, ponsel Syamsuddin, Branch Manager Garuda Indonesia di Medan, tidak aktif. Pesan singkat yang dilayangkan juga tak dibalas.
Sedangkan Ikhsan Rosan, VP Senior Corporate Communications Garuda Indonesia, hanya memberi penjelasan soal matinya air di dalam pesawat. Tidak menjelaskan keputusan Garuda menahan penumpangnya di pesawat selama tiga setengah jam lebih.
Arif Fadillah, dokter yang mendampingi Kloter I, via seluler, mengatakan penumpang tetap di dalam pesawat menunggu penerbangan kembali, sempat mengalami gangguan kesehatan.
''Tadi memang sudah berangkat. Sudah sampai India-lah tadi. Terus balik lagi, karena sistem perairan tak berfungsi. Air tidak mengalir. Toilet pun tak ada air. Penumpang lemas karena terlalu lama menunggu. Beberapa juga muntah-muntah akibat kekurangan oksigen dan tak ada persediaan obat di kabin pesawat,'' ujar Arif, saat dihubungi sekitar pukul 18.35.
Arif mengatakan calon haji yang mengalami gangguan kesehatan tertolong berkat obat-obatan yang dibawa penumpang.
''Ntah saya pun heran. Biasanya ada obat-obatan di sini untuk jaga-jagalah. Ini nggak ada. Untung aja ada penumpang yang bawa obat banyak. Jadi yang lain bisa ditolong. Kami udah memberi perawatan pada penumpang yang sakit. Ada yang magnya kambuh. Kami manfaat obat-obatan yang dibawa penumpang, '' ujarnya
Hasful Husnain, Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Medan mengatakan penumpang terpaksa menunggu di dalam pesawat Boeing 777-300 ER, karena mendarat di terminal kargo.
"Di sana kan tidak ada ruang tunggu kargo. Begitu juga kan tidak ada ruang VIP-nya buat nunggu keberangkatan. Kalau dipindahkan ke Terminal Keberangkatan Internasional dikhawatirkan akan mengganggu penumpang umum. Tidak mungkin kan mereka bentangkan tikar di sana (terminal kargo)," ujar Hasful.
Ia mengakui selain sempat membuat calon haji tak nyaman, masalah kemudian ke masalah slot jadwal kedatangan pesawat Embarkasi Medan di Bandara Internasional Pangeran Muhammad Bin Abdulaziz, Madinah. Persoalannya, pesawat yang datang dari seluruh negara yang mengangkut calon haji dari penjuru dunia semuanya sudah terjadwal dan terprogram dengan baik.
"Masalah air itu bisa diatasi. Namun pesawat menunggu keberangkatan dari Bandara Madinah. Harus conform dulu baru bisa berangkat," katanya.
Jamal Amri, Airport Duty Manager KNIA, mengakui macetnya air dalam pesawat bakal membuat penerbangan sangat tidak nyaman.
''Tidak bisa dibayangkan jika perjalanan selama 8 jam sistem air tidak berfungsi. Kalau satu atau dua penumpang yang buang air masih bisa dilayani, tapi di dalam pesawat itu ada sekitar 400 orang lebih, bisa kacau kalau sistem air tidak berfungsi," katanya.
Awalnya, Jamal mengatakan delay pesawat juga akibat menunggu slot landing di Bandara Madinah. Namun ia kemudian mengklarifikasi kalau pesawat menunggu hingga tiga jam lebih hanya akibat persoalan teknis untuk memperbaiki sistem pengairan.
"Saya dengar persoalan tidak ada sampai ke sana (slot di Madinah). Itu murni karena masalah air. Jadi penumpang semua tidak ada yang turun dari pesawat (di Kualanamu). AC dipesawat hidup, karena engine juga hidup terus selama menunggu," katanya.
Kenapa ini bisa terjadi pada pesawat terbaru? Jamal mengatakan persolan ini hanya bisa dijawab oleh pihak manajemen Garuda Indonesia. "Soal itu saya tidak bisa jawab, tapi kalau ada datang pertanyaan kenapa pesawat balik lagi. Kita kemudian bertanya kepada ATC, Oh ternyata ada masalah di sistem pengairan pesawat," katanya.
Sedangkan Ikhsan Rosan, VP Senior Corporate Communications Garuda Indonesia, mengatakan pesawat bertolak dari Medan sekitar pukul 13.49 WIB. Begitu mengetahui keran air tidak berfungsi, pilot memutuskan kembali ke KNIA.
"Sepertinya satu kabin kru mengecek kran air ternyata tidak berfungsi. Keputusan tersebut sudah tepat karena penerbangan Medan-Jeddah, Arab Saudi memakan waktu hingga 8 jam. Kalau dipaksakan, semua penumpang pasti kesusahan," katanya, Selasa (10/9/2013).
Menurut Ikhsan setelah kran air pesawat diperbaiki dan sudah siap terbang kembali dari Bandara Kualanamu, pilot yang diketahui berkebangsaan Perancis tersebut harus diganti dengan pilot yang lain.
Ikhsan menuturkan, pilot pertama tersebut sudah melewati batas tugasnya sehingga harus diganti dengan pilot yang lain. "Sewaktu terbang pertama saja sudah 30 menit di atas, lalu dia balik ke Kualanamu memakan waktu 30 menit, jadi sudah satu jam di atas," katanya.
Ikhsan mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh penumpang calon haji atas kejadian tersebut.(riz/cr1)