Puluhan Pelabuhan Tikus di Batam Sulit Diberantas
Kasus imigran gelap tetap marak melalui wilayah Batam, lantaran terdapat puluhan "pelabuhan tikus" yang masih beroperasi.
Penulis: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam mengakui, kasus imigran gelap tetap marak melalui wilayahnya lantaran terdapat puluhan "pelabuhan tikus" yang masih beroperasi.
Pelabuhan tikus, merupakan sebutan khas bagi pelabuhan ilegal tempat masuk bagi orang asing yang datang ke Indonesia tanpa dokumen resmi.
"Masih banyak pelabuhan tikus yang beroperasi, dan kami masih kesulitan untuk menertibkannya," kata PLH Kantor Imigrasi Kelas I Kota Batam Rafli, di kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Jalan Engku Putri, Batam Center, Batam, Selasa (24/9/2013).
Rafli menjelaskan, ada sekitar 50 pelabuhan tikus tersebar di kampung-kampung pesisir. Selain sulit diawasi, jalur itu sulit diberantas karena dilindungi masyarakat setempat. Pasalnya, mereka mendapat keuntungan ekonomi dari para imigran gelap.
"Mereka yang menyewakan kapal, jadi tukang ojeknya. Biasanya mereka masuk pelabuhan malam hari. Kebanyakan dari Pakistan dan Afganistan," ujarnya.
Demi menjaga agar tak lagi ada manusia ilegal masuk, pihaknya akan memaksimalkan dua kapal yang akan dioperasikan satu minggu sekali.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.