Di Atambua dan Kupang, Doa dan Seribu Lilin untuk Wilfrida Soik
Para simpatisan Wilfrida Soik yang terancam hukuman mati di Malaysia, berdoa bersama dalam aksi 1.000 lilin
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Pos Kupang, Fredy Hayong
TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA -- Para simpatisan Wilfrida Soik, tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Faturika, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, yang terancam hukuman mati di Malaysia, berdoa bersama dalam aksi 1.000 lilin di Lapangan Umum Kota Atambua, Minggu (29/9/2013) malam. Doa bersama umat lintas agama di Belu ini untuk menggerakkan hati hakim Pengadilan Malaysia agar tidak menghukum mati Wilfrida.
Pantauan Pos Kupang di Atambua, Minggu (29/9/2013), mulai pukul 18.00 Wita warga berbondong-bondong ke Lapangan Umum Atambua. Ada sebagian membawa lilin sendiri, ada yang membawa spanduk. Semua umat lintas agama khusuk berdoa dipandu pemuka agama di daerah ini.
Koordinator aksi 1.000 lilin untuk Wilfrida, Ana Tiwu, B.Sc, di sela-sela acara mengatakan, tujuan dan harapan dari 1.000 lilin adalah untuk mengajak semua masyarakat di Belu agar bersama- sama mendoakan Wilfrida Soik dari persoalan yang tengah dihadapinya di Malaysia.
"Karena dengan kekuatan doa, Tuhan pasti mendengar dan menjawabnya. Kita mengharapkan agar tim Indonesia yang ke Malaysia dapat menghasilkan hasil yang positif. Kiranya pemerintah Malaysia menghentikan hukuman mati itu," kata Ana, anggota DPRD Belu dari Partai Demokrat.