Rektor UNY Palsu Tipu Mahasiswi asal Lampung Jutaan Rupiah
Aksi penipuan terjadi dengan cara mencatut nama Rektor UNY dan Wakil Rektor III terjadi di Kulonprogo.
Laporan Reporter Tribun Jogja Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, KULONPROGO - Aksi penipuan terjadi dengan cara mencatut nama Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Wakil Rektor III terjadi di Kulonprogo.
Pelaku, berhasil mengeruk uang jutaan rupiah milik seorang mahasiswi perguruan tinggi tersebut di Wates.
Kasat Reskrim Polres Kulonprogo Ajun Komisaris M Kasim Akbar Bantilan mengatakan, aksi penipuan itu menimpa mahasiswi asal Lampung, Ratih Fitria raka Siwi (18), yang bermukim di Wates.
"Awalnya, korban menerima telepon dari seseorang yang mengaku bernama Sumaryanto, 28 September lalu. Tak lama kemudian, ia menerima sebuah SMS dari nomor yang sama," kata Kasim, Selasa (1/10/2013).
Dalam pesan tersebut, dijelaskan bahwa Ratih Fitria ditunjuk sebagai peserta Seminar Nasional Ditjen Dikti tentang peningkatan karakter mahasiswa, karya tulis ilmiah pengembangan wirausaha muda, serta pemberian dana usaha, 3-4 Oktober di di Hotel Borobudur Jakarta.
Pesan tersebut, juga mencantumkan sebuah nomor telepon yang disebut sebagai Rektor UNY, Prof Rohmad Wahab, dan korban diminta untuk segera menghubunginya terkait seminar tersebut.
"Setelah itu, korban ditelepon lagi oleh orang yang sama dan disuruh untuk segera menelpon rektor," kata Akbar.
Setelah ditelepon, orang yang diaku sebagai rektor ini menyuruh korban ke ATM terdekat untuk transaksi pencairan dana dari Dikti. Anehnya, korban tidak diperbolehkan mematikan teleponnya.
Korban tanpa pikir panjang, mengikuti instruksi pelaku dan melakukan dua kali transaksi ke rekening atas nama Sudirman di dua ATM berbeda, masing-masing Rp 1,6 juta dan terakhir Rp 1,2 juta. Setelah menelpon seorang dosennya, barulah korban sadar telah tertipu.
Akbar mengatakan, kasus tersebut murni penipuan dengan mencatut nama petinggi UNY. Nomor pengirim pesan serta orang yang mengaku rektor tersebut saat ini menurutnya sudah tidak dapat dihubungi lagi. Pihaknya masih mendalami kejadian itu dengan mengembangkan penyelidikan melalui jalur teknologi informasi dan memeriksa para saksi.
"Kami masih mendalami apakah korban ini pernah mendaftar semacam seminar atau apa. Dalam kasus ini, korban sayangnya percaya begitu saja pada perkataan pelaku tanpa mengkroscek kebenarannya. Masyarakat harus lebih waspada, jangan mudah percaya, apalagi kalau sudah menyebutkan sejumlah uang," kata Akbar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.