Rusuh LP Rajabasa Lampung: Napi Tak Suka Kalapas
Sejumlah narapidana (napi) yang tidak puas pada kebijakan pihak lapas melancarkan protes.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribun Lampung, Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Kericuhan terjadi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Rajabasa, Jumat (11/10/2013). Sejumlah narapidana (napi) yang tidak puas pada kebijakan pihak lapas melancarkan protes. Di antara mereka ada yang melemparkan batako hingga menyebabkan kaca jendela kantor lapas pecah
Insiden bermula ketika pukul 10.00 WIB, Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Rajabasa, Surianto bersama beberapa sipir masuk ke blok D3. Mereka hendak mempersiapkan pemindahan 16 napi nonkorupsi keluar dari blok D3.
Pemindahan direncanakan pada siang hari. Sekitar setengah jam kemudian, Surianto keluar dari blok D3. "Ketika itu kondisi masih kondusif," paparnya.
Surianto lalu keluar lapas menuju rumah dinasnya di samping komplek lapas untuk berganti pakaian, persiapan salat Jumat. Tiba-tiba, Surianto mendapat kabar para napi keluar dari kamar tahanannya. Para napi merangsek menuju lapangan dan blok D3 yang lokasinya terpisah dengan blok tahanan pidana umum.
Beruntung, terdapat pagar pembatas antara blok narapidana umum dengan blok D3, sehingga para napi tertahan di pagar pembatas itu. "Mereka lalu berteriak dan menggoyang-goyangkan pagar pembatas. Bahkan ada yang melemparkan batako," bebernya.
Melihat situasi mulai panas, pihak lapas melakukan pengamanan. Beberapa petugas menemui napi dan melakukan negosiasi. Petugas lapas lalu menyatakan akan mengakomodasi tuntutan para napi.
Mendengar itu, sekitar pukul 11.00 WIB, para napi kembali masuk ke kamar tahanan masing-masig.
"Negosiasi dilakukan petugas tanpa saya. Kalau ada saya situasi bisa semakin runyam karena para napi tidak senang dengan saya," kata Surianto.
Saat terjadi negosiasi, para napi menyampaikan lima tuntutan yang ditulis tangan kepada pihak lapas. Satu di antaranya, para napi meminta agar Kepala KPLP Surianto dipindahkan karena mereka nilai bertindak sewenang-wenang.
Para napi juga meminta agar pembesuk diperbolehkan membawa makanan, dan warga lapas diperbolehkan menikah di dalam lapas seperti semula. Mereka juga meminta dihapuskannya blok khusus napi tindak pidana korupsi (blok D3), serta menuntut agar warga blok D3 yang sudah dipindahkan untuk dikembalikan. Menanggapi tudingan napi bahwa dirinya sewenang-wenang, Surianto membantahnya. Ia menyatakan, selama ini hanya menegakkan aturan yang ada di lembaganya.
Usai salat Jumat, sekitar pukul 14.00 WIB, sebanyak 24 napi nonkorupsi yang beberapa pekan lalu sudah dikeluarkan dari blok D3, dimasukkan kembali ke blok khusus napi korupsi itu. Menurut Surianto, petugas melakukan hal itu untuk mencegah terjadinya demonstrasi susulan.
Pemindahan 16 napi nonkorupsi dari blok D3 pun ditunda. Meski demikian, Surianto menegaskan, pihaknya tetap akan memisahkan napi perkara korupsi dengan nonkorupsi.
"Tapi semuanya tergantung kebijakan pimpinan (kepala Lapas Rajabasa)," katanya.
Sekira pukul 16.30 WIB, Kepala Lapas Rajabasa Kunto Wiryanto tiba dan langsung menuju blok D3. "Saya tidak tahu bagaimana kelanjutannya, karena saya sudah pulang," papar Surianto.
Situasi lapas berangsur kondusif seusai salat Jumat. Pihak kepolisian menerjunkan sekitar 70 personel untuk membantu pengamanan lapas.
"Polisi akan berada di lapas sampai situasi kondusif. Mereka personel gabungan dari polresta dan polsek-polsek," ujar Kepala Polresta Bandar Lampung Komisaris Besar Dwi Irianto di Lapas Rajabasa.