Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Bali di Pamekasan Gelar Penyucian Dewa Laut

Ratusan warga asal Bali, menggelar upacara penyucian dewa laut atau Pemenakan Agung, di Pamekasan, Jawa Timur.

zoom-in Warga Bali di Pamekasan Gelar Penyucian Dewa Laut
KOMPAS.com/Taufiqurrahman
Ratusan warga Bali membawa sesajian ke pinggir laut di Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, dalam rangka upacara penyucian dewa laut, Senin (14/10/2013). | 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Ratusan warga asal Bali, menggelar upacara penyucian dewa laut atau Pemenakan Agung, di Dusun Candi Selatan, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Jawa Timur, Senin (14/10/2013).

Acara itu baru pertama kali digelar di Pamekasan, setelah 11 keturunan dari Hide Petare Segare atau Dewa Laut yang dipercayai oleh warga Hindu Bali.

Jero Citra, Ketua Pelaksana Upacara mengatakan, upacara itu dalam rangka memupuk kemakmuran di Madura, khususnya di sekitar candi Vihara Avalokitesvara sebagai tempat bersemayamnya dewa laut setelah upacara penyucian dilaksanakan.

Selama ini, tempat persemayaman dewa di candi Vihara Avalokitesvara belum pernah disucikan. "Saya mendapat wangsit dari Tuhan agar umat Hindu Bali menggelar penucian di Pamekasan. Walaupun kita tidak pernah tahu di mana Pamekasan itu, namun setelah ditelusuri akhirnya sampai di Vihara Avalokitesvara," kata Jero Citra.

Dalam acara ini, beberapa sesajian diarak mulai dari dalam vihara sampai ke bibir laut di Desa Polagan. Di pinggir pantai, beberapa Ratu Perande atau orang suci yang datang secara khusus dari Bali, menggelar doa bersama dengan diiringi berbagai macam kegiatan.

Di antaranya tarian-tarian, pemberian sesajian ke tengah laut dan puncaknya pengambilan 'air suci' di tengah laut untuk membersihkan tempat bersemayamnya dewa laut. Makna dari kegiatan itu, menurut Ida Bagus Ketut Purbanegara, ahli sastra Hindu Bali yang ikut serta dalam kegiatan yaitu, untuk menjaga keharmonisan yang diajarkan oleh agama Hindu.

Keharmonisan itu di antaranya keharmonisan antara manusia dan Tuhan, keharmonisan antara manusia dengan sesama manusia, dan keharmonisan antara manusia dengan alamnya. "Kita mempercayai bahwa laut sumber kehidupan bagi manusia, tidak hanya orang pesisir saja, tapi semua umat manusia butuh laut. Oleh sebab itu, laut kita mintakan air sucinya untuk kita bawa ke candi agar kita sesama manusia mendapat kemakmuran," ungkap Ida Bagus Ketut Purbanegara.

BERITA TERKAIT

Pria berkacamata ini menambahkan, masyarakat Pamekasan sendiri menyambut baik kegiatan yang sejatinya dilaksanakan setiap lima tahun sekali itu. Hal itu tidak lepas dari sejarah hubungan antara Islam dengan Hindu-Buda di Madura.

Di jaman Kerajaan Majapahit, Adipati Kerajaan Madura yaitu Raden Jokotole turut membantu Majapahit walaupun Jokotole sendiri beragama Islam. "Jadi tidak asing kalau hubungan kami dengan orang Madura terlihat harmonis karena memang leluhur kami dengan orang Madura sudah hidup rukun dan damai," tandasnya.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas