Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ayah Kapten Sardi Mimpi Bendera Setengah Tiang Jatuh

Duka masih menyelimuti keluarga besar almarhum Kapten CZI Sardi, satu dari 13 korban tewas jatuhnya Helikopter MI-17 di Malinau.

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ayah Kapten Sardi Mimpi Bendera Setengah Tiang Jatuh
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Persiapan Pesemayaman: Sejumlah anggota TNI mempersiapkan pesemayaman tiga jenazah TNI AD yang gugur kecelakaan Helikoter MI-17 di Pangkalan Udara Utama TNI AD (Lanumad) Ahmad Yani, Kota Semarang, Jateng, Minggu (10/11/2013). Sebanyak 19 awak helikopter MI-17 berhasil dievakuasi saat membangun pos pengamanan perbatasan di dekat Pos Long Bulan, Kalimatan Utara pada hari Sabtu (9/11/2013) kemarin. Karena cuaca buruk tiga anggota Skadron 13/Serbu Penerbad Semarang akan diberangatkan ke Semarang besok Senin (11/11/2013), yakni Kapten Cpn. Wahyu Ramdan, Serka Aan Prayitno dan Lettu Cpn. Rohmad. (Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan) 

TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Duka masih menyelimuti keluarga besar almarhum Kapten CZI Sardi, satu dari 13 korban tewas jatuhnya Helikopter MI-17 di Malinau, Kalimantan Utara, Sabtu (9/11/2013).

Dartowiyono, ayah almarhum sengaja datang dari Boyolali, Jawa Tengah ke kediaman putranya di di Komplek Guntung Paring RT 36 RW 03, Banjarbaru Kalimantan Selatan, Senin (11/11/2013), tampak sabar menghadapi musibah tersebut. Saat itu, dirinya tengah berada di sawah.

"Saya dipanggil seorang warga untuk pulang ke rumah. Sempat bertanya ada apa diminta pulang ke rumah," tuturnya.

Sesampai di rumah lelaki paruhbaya itu melihat banyak orang berkumpul di kediamannya. Namun tak satu pun warga berani berbicara tentang kecelakaan yang menewaskan anaknya. Setelah itu Dartowiyono mengaku diminta masuk dan duduk untuk mendengarkan cerita.

Selama satu bulan terakhir dia mengaku intens berkomunikasi via telepon dengan anaknya. Semasa hidupnya, almarhum pekerja keras dan tidak malu untuk bekerja apa saja asalkan halal.

Dartowiyono mengaku tidak memiliki perasaan apa-apa, sebelum tragedi menimpa putranya. Hanya,dia bermimpi aneh pada malam sebelum peristiwa jatuhnya Helikopter yang mengangkut 19 penumpang itu.

Dalam mimpinya itu ada yang menaikkan bendera merah putih namun tiba-tiba bendera itu jatuh. "Bendera naik hanya sampai di pertengahan, dan tiba-tiba jatuh ke tanah,"ujarnya.

Berita Rekomendasi

Suyitno, teman satu angkatan almarhum mengenang sahabatnya itu sebagai sosok pekerja keras. Dia dan almarhum sudah bersama sejak awal tugas di Denzipur 8 Banjarbaru.

"Almarhum sosok cerdas. Soal ilmu orangnya keras, dan jarang mengeluh," ceritanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas