TKI Magetan Meninggal di Brunei, Jenazah Ditahan
Kami mau ke Pemkab minta bantuan untuk pemulangan jenazah. Kami tidak mampu kalau harus diminta biaya sendiri.
Laporan Warawan Surya, Doni Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM,MAGETAN - Saikun warga miskin Dusun Bangun, Desa Balok, Kecamatan Karangrejo mengeluh dimintai uang untuk pemulangan jenazah anaknya Sri Rejeki yang meninggal di Brunei.
Karena tak mampu bayar, konon jenazah Sri Rejeki yang meninggal Jumat (8 /11/ 2013) itu ditahan di rumah sakit setempat.
Keluarga Sri Rejeki ibu dua anak yang dikabarkan meninggal dunia karena sakit saat bekerja sebagai pembantu rumahtangga di warga Brunei ini berencana minta bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan untuk pemulangan jenazah TKI ini.
Karena tidak bisa kirim biaya pemulangan jenazah, kini jenazah Sri Rejeki ditahan di Brunei.
"Kami mau ke Pemkab minta bantuan untuk pemulangan jenazah. Kami tidak mampu kalau harus diminta biaya sendiri. Karena kami juga hidup serba kekurangan,"kata salah seorang keluarga Saikun kepada Surya, Rabu (13/11/2013)
Sementara Kepala Dinsosnakertrans Kabupaten Magetan Parni Hadi yang dikonfirmasi menolak korban sebagai TKI.
Karena data korban yang berangkat sebagai TKI tidak ada. Termasuk data di sejumlah pengerah jasa TKI.
"Sri Rejeki berangkat ke Brunei bukan sebagai TKI (TKI ilegal), karena data TKI tidak ada nama korban,"kata Parni Hadi kepada Surya(Tribunnews.com Network), Rabu (13/11/2013).
Kecuali itu, Parni Hadi juga menolak adanya permintaan uang untuk pemulangan jenazah Sri Rejeki, karena pemulangan jenazah sudah ditanggung pemanfaat tenaga (majikan di Brunei).
"Kita sudah konfirmasi, jenazah korban akan dipulangkan ke Indonesia dengan biaya majikannya. Jadi tidak ada permintaan uang, kalau memang ada keluarga kami minta menyebut orang yang meminta uang itu,"jelas Parni Hadi
Parni juga mengatakan selain biaya pemulangan jenazah ditanggung pemanfaat tenaga, keluarga Sri Rejeki juga akan diberi santunan juga dari majikan bersangkutan.
"Jadi keluarga tidak usah mikir, jenazah akan dikirim ke rumah, sedang keluarga yang ditinggal juga akan mendapat santunan. Untuk santunan ini besarnya berapa kami belum tahu,"kata Parni Hadi.