Pria Bawa Badik Berteriak-teriak Cari Bupati Sidrap di Kantornya
Kedatangan seorang pria yang membawa badik di Kantor Bupati Sidrap, sekitar pukul 15.30 Wita, menghebohkan suasana di kantor
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SIDRAP - Kedatangan seorang pria yang membawa badik di Kantor Bupati Sidrap, sekitar pukul 15.30 Wita, menghebohkan suasana di kantor yang berada di Jl Poros Parepare Palopo, Jumat (15/11/2013).
Informasi yang dihimpun, pria yang belakangan diketahui bernama Rusman alias Cummang (37), warga Amparita, Kecamatan Tellu Limpoe, Sidrap, datang dengan menggunakan sepeda motor.
Saat tiba ia langsung memarkir kendaraannya, tepat di belakang kendaraan dinas, yang digunakan Bupati Sidrap, Rusdi Masse, untuk berkantor.
Usai turun dari kendaraannya, Rusman kemudian langsung masuk di ruangan utama, sambil berteriak dan mencari keberadaan Bupati Sidrap, Rusdi Masse.
Melihat kondisi tersebut, Ridwan, ajudan orang nomor satu di Bumi Nene Mallomo, dari korps TNI, yang berada di luar ruangan bupati, dengan sigap mengadang pria tersebut.
Saat keduanya berhadap-hadapan, Rusman yang diketahui baru beberapa hari pulang dari Kalimantan, langsung mencabut badiknya.
Sementara Ridwan, langsung mencabut pistol jenis FN yang digunakannya. Beruntung suasana bisa dikendalikan, setelah kedatangan sejumlah kepala desa, dan mengamankan pria tersebut.
Setelah suasana terkendali, pria bertato tersebut kemudian digiring ke Mapolres Sidrap, berikut dengan barang bukti berupa sebilah badik yang dibawanya.
Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI), Kabupaten Sidrap, Ukkas, yang diwawancarai di lokasi kejadian, mengatakan saat itu ia dan beberapa rekannya sesama kepala desa, berada di kantor Bupati Sidrap, karena sedang mengikuti rapat koordinasi penyaluran bantuan program PNPM.
"Kebetulan sosialisasi bantuan PNPM ini sudah berlangsung selama dua hari. Tiba-tiba kami dikagetkan dengan ribut-ribut yang terjadi tepat di depan ruangan kerja pak bupati, makanya teman-teman langsung berlarian ke sana," kata Ukkas.
Tak hanya itu, Ukkas bahkan mengaku sudah melaporkan hal tersebut ke Mapolres Sidrap, karena menganggap penyerangan tersebut merupakan tindakan pidana.
"Kantor Bupati adalah lambang daerah. Dan kasus ini harus dituntaskan. Polisi harus mencari motif dibalik penyerangan ini," kata Ukkas.
Ia bahkan menegaskan akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas.
"Kita tidak mau polisi terkesan santai menyikapi hal ini. Kami juga tidak mau ada pihak yang mengintervensi hal ini," tambah Ukkas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.