Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Berkelamin Ganda Ini Butuh Bantuan untuk Tumbuhkan Strotum

Siapa mengira bahwa Riki yang sebelumnya bernama Aisah Dewi Karmila memiliki kelamin ganda.

zoom-in Bocah Berkelamin Ganda Ini Butuh Bantuan untuk Tumbuhkan Strotum
Tribun Jateng Fajar Eko Nugroho
Riki (dua dari kiri) bersama keluarganya. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Fajar Eko Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Siang itu, sekitar pukul 13.00 wib, bocah laki-laki berpotongan rambut pendek itu masih asyik menonton salah satu acara televisi favoritnya sambil menghabiskan waktu bermainnya.

Riki Febrian, begitu bocah itu kini dikenal di lingkungan RT 02 RW 05 Desa Karangsalam Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Banyumas Jawa Tengah.

Meski tampak normal seperti anak laki-laki pada umumnya, namun siapa mengira bahwa Riki yang sebelumnya bernama Aisah Dewi Karmila memiliki kelamin ganda.

Bagi orang tua Riki, Isnen (44) dan Kitem (40), kelahiran anak kedua mereka pada 9 November 2002 menjadi istimewa. Saat melahirkan Riki tidak mempunyai firasat apa pun.

"Saya ingat saat itu lahirnya normal. Tetapi sebelum kelahiran, waktu usia kandungan sekitar 7 bulan, saya sempat alami pendarahan," ujarnya kepada Tribun Jateng saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/11/2013).

Dalam masa pertumbuhan Riki, Kitem mengatakan Riki seperti layaknya anak laki-laki kebanyakan. Bahkan, saat masuk bangku taman kanak-kanak, Riki mengenakan rok seperti anak perempuan pada umumnya.

Berita Rekomendasi

"Saat itu Riki sempat minder dan sendirian saja kalau bermain. Mungkin dia tidak percaya diri dengan kondisinya," imbuhnya.

Kemudian, saat bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma'arif Karangsalam, Riki bersekolah mengenakan celana. Saat itu, anaknya terlihat percaya diri dan bergaul dengan kawan laki-laki sebayanya.

"Baru sekitar tahun 2010, Riki dibawa ke puskesmas dan ke (RS) Margono. Saat itu, dia baru mendapat perawatan karena ternyata biayanya ditanggung oleh jamkesmas," paparnya.

Namun, keterbatasan dokter ahli di RS Margono Soekarjo Purwokerto, mengharuskan Riki melanjutkan pengobatan ke RS Karyadi Semarang. Saat dirujuk itulah, Riki diwajibkan melakukan pengecekan setiap 15 hari sekali ke Semarang.

Pada tahun 2011, akhirnya Riki dioperasi kelamin untuk pertama kali. Setelah operasi itulah, Riki yang tadinya tercatat bernama Aisah sesuai Surat Kenal Lahir mengubah namanya menjadi Riki Febrian.

"Lebih senang jadi laki-laki karena banyak temannya," ujar riki dengan polos.

Namun, persoalan kembali muncul saat Riki harus sering kontrol ke Semarang. Kitem mengakui, tidak bisa memenuhi lantaran butuh biaya transportasi yang terlampau mahal. Sejak saat itu, ia bergantung pada para dermawan untuk biaya transportasi pengobatan ke Semarang pulang-pergi.

"Sekali jalan butuh sekitar Rp 1,5 juta untuk pulang pergi sekeluarga. Saat itu, uang yang didapat dari donatur diserahkan pengelolaannya ke perangkat desa supaya tidak saya gunakan sembarangan," jelasnya.

Bidan Desa Karangsalam, Noviyeni mengungkapkan, kondisi Riki sudah mulai normal. Tetapi Riki belum memiliki buah strotum. Menurutnya, perlu disuntik hormon untuk merangsang pertumbuhan strotum menjadi normal.

"Mau tidak mau memang harus dioperasi dan hanya bisa dilakukan di RS Karyadi. Saat ini, kami juga sedang mencari jadwal dokter ahli tersebut. Karena kalau menurut antrean, Riki harus menunggu sekitar setahun lagi untuk dioperasi di sana," tandasnya.

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas