Bapa Kembar Otak Pembunuhan Pemilik Warung di SBD
-Polsektif Loura berhasil menangkap lima dari sembilan pelaku pembunuh pemilik warung di Desa Wee Kambalaka,
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM, TAMBOLAKA--Polsektif Loura berhasil menangkap lima dari sembilan pelaku pembunuh pemilik warung di Desa Wee Kambalaka, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Minggu (3/11/2013) lalu.
"Polisi sudah tangkap lima pelaku. Tinggal empat pelaku, semuanya sudah teridentifikasi dan saat ini sedang dalam pemantauan polisi untuk ditangkap," jelas Kapolsektif Loura, Kompol YT Goro, saat ditemui Rabu (20/11/2013). Lima pelaku dimaksud, dua di antaranya ditangkap pada hari kejadian, atas nama Martinus Golu dan Dominggus Bili alias Bapa Putra.
Tiga pelaku yang ditangkap belakangan, yaitu Bapa Mira, Bapa Kembar dan Ama Kii. Bapa Mira dan Bapa Kembar diciduk pada Minggu (17/11) sore di kediaman masing-masing di Desa Weekambala. Sementara Ama Kii asal Loli ditangkap Senin (18/11). Saat ditangkap, ketiganya tidak melakukan perlawanan.
"Kasus ini motifnya perampokan. Otaknya adalah Bapa Kembar. Saat masuk rumah, para pelaku mendapat perlawanan sehingga tidak dapat apa-apa," kata Goro tanpa merinci identitas para pelaku.
Mengenai uang Rp 1,6 juta yang ditemukan terlilit kain dililit di pinggang Martinus Golu, Kapolsektif mengatakan itu merupakan uang milik pelaku.
"Itu uangnya sendiri, bukan hasil rampokan," tandasnya. Goro yang dalam waktu dekat berpindah tugas ke Polres Ngada, mengatakan, empat pelaku lainnya sudah teridentifikasi. "Dari empat pelaku itu, duanya orang Loli (Sumba Barat) dan dua lainnya di Waitabula. Mereka masih bersembunyi. Polisi terus melacak keberadaan mereka," ujar Goro.
Diberitakan sebelumnya, Yustina Tamo Ina Bora (44) dan Paulus Mila Lalo (36), warga Desa Wee Kambalaka, Kecamatan Kota Tambolaka, tewas dibantai di warung sekaligus tempat tinggal keduanya, sekitar 100 meter dari gedung DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya, Minggu (3/11/2013) dini hari.
Paulus tewas di tempat karena menderita luka potong pada sekujur tubuh. Yustina yang juga menderita luka potong meninggal di UGD Rumah Sakit Caritas, setelah dilarikan untuk mendapat pertolongan.
Kedua korban yang memiliki hubungan darah ini, dibantai kawanan perampok berjumlah delapan orang di warung yang letaknya berhadapan dengan Kantor Dinas Pertambangan dan Energi serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten SBD. Bangunan warung berukuran 2,5 meter x 3 meter, berdinding gedek (belahan bambu yang dianyam) dengan atap seng itu pun dibakar, menyisahkan puing-puing. *