Warga Kampung Buligir Makin Terisolasi
Warga kampung Kampung Buligir, Desa Parentas, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Warga kampung Kampung Buligir, Desa Parentas, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya, tak bisa lagi menikmati layanan listrik. Pasalnya rangkaian pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) di Kampung Buligir itu rusak disambar petir.
Padahal ketersediaan listrik bagi warga Kampung Buligir sangat penting artinya. Tidak hanya sekadar untuk penunjang kebutuhan sehari-hari tapi juga sebagai sarana penunjang komunikasi dengan dunia luar. Tanpa listrik, desa terisosali ini tidak bisa menyalakan televisi maupun telepon seluler.
Ketua RT Kampung Buligir, Aep Mastur, kepada Tribun mengatakan kerusakan perangkat PLTM terjadi sejak beberapa bulan lalu. Saat itu turun hujan lebat disertai petir. Aep pergi ke sumber pembangkit yang terletak di lembah kampung, bermaksud menurunkan debit air agar kincir tak terlalu kencang berputar.
"Ketika tengah mengutak-atik perangkat PLTM itu, petir menyambar perangkat elektronik penahan voltase listrik. Alat itu langsung jebol dan membuat tegangan meninggi dan langsung merusak peralatan elektronik di rumah warga. Bola lampu pun pada pecah saking tingginya voltase," ujar Aep.
Sejak petir merusak PLTM itu, warga Kampung Buligir terpaksa harus hidup tanpa penerangan listrik yang maksimal. Kehidupan mereka pun semakin jauh dari dunia luar. Untuk mencapai Kampung Buligir sendiri mesti menempuh perjalanan sekitar 30 km dari Singaparna, Ibu Kota Kabupaten Tasikmalaya. Infrastruktur jalan yang rusak berat juga membuat perjalanan menuju Kampung Buligir jadi sangat berat dan membutuhkan waktu lama.
Menurut Aep, belakangan ini warga memutuskan mengaktifkan kembali PLTM dengan cara menghubungkan langsung jaringan listrik ke dinamo pembangkit listrik. Tapi resikonya jika hujan lebat turun, voltase naik akibat putaran kincir bertambah kencang.
"Kami berupaya mengatur putaran kincir dengan cara mengatur aliran air ke kincir. Tapi tetap saja ada kenaikan voltase terjadi secara mendadak bila air selokan meluapan. Akibatnya bola lampu yang dipasang hanya bisa bertahan dua minggu saja," ujar Aep.
PLTM di Kampung Buligir dibangun tahun 2011. Perangkat PLTM, seperti kincir, dinamo disediakan secara swadaya oleh masyarakat dan dari bantuan Pemkab Tasikmalaya. Sedangkan jaringan untuk melaurkan listrik ke rumah-rumah, dibantu PLN dengan menggunakan jaringan listrik standar termasuk dipasangi pembatas pemakaian listrik di setiap rumah. (stf)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.