19 Penumpang Kapal Catalya Keracunan Kue Onde-Onde
Sebanyak 19 ABK dan dua penumpang KM Catalya, harus dirawat di Puskesmas Nunukan, lantaran keracunan kue onde-onde.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim Niko Ruru
TRIBUNNEWS.COM, NUNUKAN - Sebanyak 19 anak buah kapal (ABK) dan dua penumpang KM Catalya, harus dirawat di Puskesmas Nunukan, lantaran keracunan kue onde-onde.
Kue tersebut, dibawa penumpang yang menumpang kapal tersebut dari Pare-Pare tujuan Nunukan.
Semula, ada 17 orang ABK termasuk kapten kapal dirawat. Belakangan, dua penumpang kapal yang sempat mencicipi kue dimaksud, juga ikut dirawat di Puskesmas Nunukan. Dari 19 orang dimaksud, empat orang di antaranya harus diinfus karena kondisinya lebih buruk.
Keempatnya Wahyu, yang merupakan kapten kapal serta tiga ABK yakni Usman, Zainal dan Suparno.
"Itulah onde-onde itu dari Sulawesi kita makan. Penumpang yang bawa. Itu kan dibagi-bagi. Jadi 17 orang semuanya kita yang keracunan," ujar Wahyu ditemui di Puskesmas Nunukan, Jumat (29/11/2013).
Wahyu menceritakan, mereka memakan kue onde onde tersebut satu jam setelah kapal berlayar, sekitar pukul 20.00. Namun mereka mulai merasakan gejala keracunan sekitar pukul 01.00 dinihari esoknya.
"Mual-mual, mencret, menggigil. Kita ke dokter, dibilangi lagi keracunan," ujarnya sambil menjelaskan, setelah itu mereka mendapatkan perawatan dan diberikan banyak macam obat.
Dari 17 orang dimaksud, kata Wahyu, hanya ia dan Usman, Zianal serta Suparno yang harus dirawat inap.
Dengan kondisi yang mulai membaik, ia berencana berangkat kembali ke Sulawesi Selatan, Sabtu (30/11/2013) malam besok.
"Langsung ke kapal sebentar, besok berangkat. Sudah mendingan kondisinya," ujarnya.
Haji Hamdana, rekan penumpang yang membawa kue onde onde dimaksud mengatakan, dari dua orang yang sempat mengonsumsi kue dimaksud, satu orang diantarnya ke Puskesmas Nunukan.
Dari cerita yang diperolehnya, onde onde itu dibawa penumpang dimaksud saat berangkat dari Barru, di Sulawesi Selatan.
"Tetangganya yang buatkan, dia bawa ke kapal. Kan biasa mau berangkat buat kue," ujarnya.
Dokter Herlina Anggreini, yang menangani pasien-pasien itu mengatakan, saat dibawa ke Puskesmas Nunukan pasien dimaksud mencret dan muntah-muntah.
"Diagnosanya dari makanan yang mengandung bakteri. Karena kita kan juga belum bisa ambil sampelnya. Harusnya diperiksa bakteri apa? Di sini pasiennya ada juga demamnya. Ada yang cukup parah empat orang, ini kami infus, kami berikan cairan lewat pembuluh darah. Ini kita observasi satu sampai dua jam kalau tidak ada perbaikan kita rujuk," ujarnya.
Terhadap para pasien dimaksud, pihaknya memberikan anti biotik dan obat mencret serta muntah.
"Obat-obatan buat buat gejala yang dialami. Karena kekuarangan cairan dan lemas, jadi diberikan infus dan diberikan obat mual lewat infusan," ujarnya.
Hingga Juma sore, kondisi pasien terus membaik. "Ada yang sudah pulang. Kemungkinannya sudah bagus ini. Jadi mereka tidak perlu dirujuk, bisa pulang," ujarnya.