Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Padji Djera Melahirkan di Kamar WC

Harapannya untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan medis di Puskesmas Kawangu tidak diperolehnya

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Padji Djera Melahirkan di Kamar WC
POS KUPANG / JOHN TAENA
Paji Djera (26) Desa Kilimbatu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur, salah satu pasien yang ditelantarkan oleh petugsa kesehatan di Puskemas Kawangu terbaring lemas bersama bayinya di atas tempat tidur. Gambar diambil Rabu (27/11/2013) 

Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena

TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU--Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Itulah nasib yang dialami oleh Padji Djera (26), warga Kampung Kilimbatu, Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. Harapannya untuk mendapatkan pertolongan dan perawatan medis di Puskesmas Kawangu tidak diperolehnya.

Istri dari Domu Huka Pati (28) ini tidak pernah membayangkan peristiwa naas yang harus dialaminya pada Rabu (27/11/2013) siang. Sorang bayi perempuan seberat 3,2 kilogram dari rahimnya harus dilahirkan di lubang WC.

"Pemerintah buat aturan kalau masyarakat melahirkan di rumah, maka denda satu juta rupiah dan babi satu ekor. Kami sudah ke puskesmas tapi saya punya cucu lahir di tempat orang berak," ujar Tunggu Watu Lindi Ama (58), mertua laki-laki korban di kediamanya, Rabu (27/11/2013) malam.

Kelahiran sang cucu perempuan yang dinanti-nantikan selama ini membuat keluarga membawa  Padji Djera ke fasilitas kesehatan terdekat di wilayah itu. Namun di saat-saat terakhir menjelang proses persalinan, tak seorang petugas kesehatan yang siap membantu. Harapan untuk mendapat pelayanan kesehatan yang layak tinggal harapan belaka.

"Kami takut didenda, makanya pergi ke sana (puskesmas). Tapi ternyata di puskesmas itu tidak ada mantri, bidan, perawat dan dokter. Kalau mau ikut adat, sekarang saya tuntut mereka juga denda karena tidak tanggung jawab," ujar Tunggu Watu.

Hal senada dikatakan Kaita Lepir (55), istri Tunggu Watu Lindi Ama (58). Sambil memangku cucu perempuan pertamya itu, dia sangat menyangkan perlakuan pihak Puskesmas Kawangu. Bukan tanpa alasan dirinya merasa kesal, selain karena tidak mendapat pertolongan medis saat proses persalinan, mereka juga harus meninggalkan lokasi itu pada Rabu (27/11/2013) sekitar pukul 20.45 Wita.

Berita Rekomendasi

"Bilang karena ada pasien lain yang mau masuk, terus waktunya juga sudah habis karena sudah melahirkan di atas enam jam, kami harus keluar," ketusnya.

Disaksikan Pos Kupang, Rabu (27/11/2013) malam, keluarga korban meninggalkan ruang bersalin Puskemas Kawangu menggunakan sebuah mobil ambulance. Kenadaraan milik puskesmas tersebut mengangkut korban bersama anak dan mertuanya Kaita Lepir (55), didampingi oleh dua orang petugas kesehatan.

Sementara dua orang anggota keluarga yang lain n berboncengan dengan sepeda. Suaminya korban, Domu Huka Pati (28) kemudian dibonceng Pos Kupang menuju rumah mereka di Kampung Kilimbatu, Kelurahan Kawangu, Kecamatan Pandawai, Sumba Timur. *

Tags:
Sumber: Pos Kupang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas