Bibir Maria Masih Sumbing, Dokter Horas Janji Hadir
Horas mengaku akan datang pada pertemuan yang rencananya digelar setelah Smile Train tiba di Medan
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Mantan Penanggung Jawab Smile Train di RS Mitra Sejati, Dr Horas Rajagukguk SpB, menyambut baik kabar kedatangan Smile Train ke Kota Medan.
Kedatangan Smile Train, menurutnya, sangat baik untuk mengklarifikasi masalah operasi bibir sumbing anak berusia lima bulan, Maria Molin Ibreyna. "Baguslah itu biar diklarifikasi masalahnya," ujarnya, Sabtu (30/11/2013).
Horas mengaku akan datang pada pertemuan yang rencananya digelar setelah Smile Train tiba di Medan. Smile Train berencana datang ke Medan untuk menjelaskan duduk persoalan kasus dugaan malapraktik yang dilakukan drg Hendry Rudy SpBM M Kes saat operasi bibir sumbing gratis yang dicetuskan lembaga nirlaba asal Amerika itu.
Namun Sekretaris Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumut periode 2009-2013 ini, akan hadir dengan catatan Smile Train yang mengundang, bukan pihak lain. "Kalau diundang Smile Train pasti saya datang," ujarnya.
Ia mewanti-wanti tidak bakal datang jika pihak pengundang adalah Mitra Sejati. "Apa pentingnya saya datang," ujar mantan dokter di RS Mitra Sejati ini.
Smile Train, yayasan nirlaba yang menyelenggarakan operasi gratis bibir sumbing, berjanji ke Medan untuk menuntaskan kasus yang menimpa Maria
"Setelah saya dapat keterangan lengkap. Saya beserta Country Director Smile Train Indonesia, Simon Lumbantobing segera ke Medan dan mengatur pertemuan dengan tim RS Mitra Sejati. Kami juga akan undang pasien tersebut, jika perlu Anda bisa mendampingi untuk kami lakukan konfrontasi langsung ke pokok masalahnya. Demikian dan dalam satu minggu ke depan akan segera kami beritahukan," ujar Program Manager Smile Train Deasy Larasati via SMS, Jumat.
Hari Sabtu (30/11), Direktur Rumah Sakit Mitra Sejati Pram Dillion menolak berkomentar terkait dugaan malapraktik di rumah sakit miliknya tersebut.
Saat coba dikonfirmasi Tribun lewat sambungan telepon, Pram sempat mengangkat telepon. "Halo, siapa ini," ujarnya. Namun saat Tribun memperkenalkan diri, Pram lalau memutuskan sambungan telepon. Setelah Tribun kembali menghubunginya, tidak lagi terdengar nada sambung dari ponsel Pram. Pesan pendek yang dikirim Tribun juga tidak dibalas.
Maria, anak kedua pasangan Mona Kristianta Ginting dan Eviliana Br Barus dua kali menjalani operasi bibir sumbing oleh Hendry di RS Mitra Sejati, Medan.
Namun, operasi yang dibiayai Smile Train tersebut belum berhasil memperbaiki cacat bawaan Maria sejak lahir. Karena kecewa, Mona dan Eviliana tampik tawaran operasi ketiga dari dokter Hendry, karena tak mau bayinya jadi bahan percobaan.
Program Manager Smile Train terkesan emosional saat disebutkan orangtua Maria menyebut anaknya gagal operasi atau operasi yang dilakukan seolah coba-coba.
"Jangan cepat membilang gagal. Orangtua ini harus tahu, Anda mau berharap rapat gusinya dalam waktu satu bulan. Itu di mana pun anda tidak akan bisa. Smile Train itu membantu sampai umur delapan tahun, sampai gusinya rapat. Apalagi kalau kondisi bilateral, itu nggak mungkin tulang hidung langsung nyambung. Jadi hati-hati kalau mengangkat berita," katanya.