Rabu Kotak-kotak untuk Mendukung Pencapresan Jokowi
Sekitar ratusan orang dari komunitas Gong Jokowi (Gotong Royong untuk Jokowi) melakukan sosialisasi "Rabu Kotak-kotak"
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM YOGYAKARTA, — Sekitar ratusan orang dari komunitas Gong Jokowi (Gotong Royong untuk Jokowi) melakukan sosialisasi "Rabu Kotak-kotak" di sepanjang Jalan Malioboro, Yogyakarta, Rabu (4/12/2013) pagi. Aksi dimulai dari depan Hotel Inna Garuda menuju titik nol Km.
"Ini aksi kedua setelah mengirim surat kemarin. Sekarang kami menyosialisasikan hari Rabu Kotak-kotak kepada masyarakat di Malioboro," jelas koordinator Gong Jokowi, Erwin Razak, saat ditemui di depan Hotel Inna Garuda, Jalan Malioboro, Rabu (4/12/2013).
Dalam sosialisasi di Jalan Malioboro, komunitas Gong Jokowi mengajak semua masyarakat dan wisatawan yang sedang berada di Malioboro untuk memopulerkan Rabu Kotak-kotak, yakni setiap hari Rabu mengenakan baju kotak-kotak. Gerakan Rabu Kotak-kotak mengartikan bahwa masyarakat memberikan dukungan sekaligus berharap agar Jokowi bersedia melayani seluruh rakyat di negara ini dengan maju pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang.
"Ini gerakan kerinduan akan sosok pemimpin yang benar-benar melayani masyarakat, tidak ada unsur partai politik. Nilai-nilai yang diutarakan dan diterapkan Pak Jokowi selama ini sudah mencerminkan pengabdian yang sesungguhnya, bukan pencitraan," tegas Erwin.
Selain berorasi di sepanjang jalan, komunitas Gong Jokowi juga menyempatkan diri menyapa para pedagang dan wisatawan yang berada di kawasan Malioboro. Mereka menceritakan maksud dari sosialisasi Rabu Kotak-kotak kepada masyarakat.
"Kami ingin merangkul semua elemen masyarakat tanpa membeda-bedakan untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada Jokowi," tandasnya.
Sementara itu, Lita Muswinda (38), wisatawan asal Bandung, mengutarakan bahwa aksi dukungan kepada Jokowi memang sudah wajar. Sebab, Gubernur DKI itu telah membuktikan dengan tindakan nyata memberikan pelayanan kepada masyarakat di Jakarta.
"Membangunkan rusun untuk warga yang digusur itu sebuah capaian tersendiri. Dulu, setelah digusur, ya gusur, tanpa memikirkan tempat tinggal warga selanjutnya. Jokowi berani melakukan perubahan," pungkasnya.