Dokter dan Perawat Demo Minta Wali Kota Copot Direktur RSUD Meuraxa
Seratusan dokter, perawat dan petugas kebersihan rumah sakit itu menilai Direktur RSUD Meuraxa tidak bisa berkomunikasi dengan baik
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Tidak kurang 150-an dokter, perawat, dan tenaga kontrak hingga petugas kebersihan (cleaning service) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Meuraxa, Banda Aceh, Kamis (12/12/2013) siang, berunjuk rasa ke Balai Kota Banda Aceh. Mereka mendesak wali kota dan wakil wali kota mencopot dr Ridwan SpPK dari jabatan Direktur RSUD Meuraxa.
Seratusan dokter, perawat dan petugas kebersihan rumah sakit itu menilai Direktur RSUD Meuraxa tidak bisa berkomunikasi dengan baik dengan bawahannya. Massa juga menuding direktur rumah sakit itu kerap menunjukkan sikap angkuh, sombong serta tidak beretika dalam berkomunikasi dengan para dokter dan perawat.
Massa yang berdemo ke Balai Kota kemarin, juga membawa sejumlah poster dan spanduk yang berisi tentang kekecewaan mereka terhadap kepemimpinan dr Ridwan. Di antara spanduk itu bertuliskan 'Kami Tidak Menginginkan Direktur yang Angkuh dan Sombong', 'Seluruh Pegawai RSUD Meuraxa Membutuhkan Kenyamanan Kerja'.
Juga ada poster bertuliskan 'Gerduber (Gerakan 12 Desember) Berhentikan dr Ridwan SpPK dari Direktur RSU Mauraxa' serta satu spanduk bertuliskan pernyataan mosi tidak percaya kepada dr Ridwan SpPK, yang tertera tanda tangan massa yang terlibat dalam aksi itu.
Jailani, dalam orasinya menuding dr Ridwan selaku pimpinan kurang beretika, terutama ketika menegur bawahannya. Menurut dia, dr Ridwan kerap membentak-bentak bawahannya di depan orang ramai.
"Kami tidak akan demo kalau sesuatu itu tidak perlu dipersoalkan. Tapi, kali ini kami sudah tidak tahan dan inilah akumulasi kekecewaan kami semua yang datang hari ini," ujarnya.
Ia berharap Pemko segera mengambil langkah sebelum aksi itu berdampak pada pelayanan di RSUD Meuraxa.
"Memang hari ini (kemarin-red) pelayanan tidak terganggu, karena sebagian tetap tinggal. Tapi, kalau hal ini tidak direspons, kami yakin, situasinya berbeda dan akan berdampak pada pelayanan rumah sakit," katanya.
Selain itu, sejumlah perawat kontrak juga menuding dr Ridwan memiliki kebiasaan kasar dalam berkomunikasi dengan bawahan.
"Kalau memang nggak mau kerja silakan pulang dan jangan pernah kerja lagi disini. Kalian cuma perawat kontrak, pegawai saya bisa saya turunkan, jadi jangan macam-macam," ujar perawat itu menirukan ucapan dr Ridwan.
Para pendemo itu kemudian diterima oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal dan Sekda Drs T Saifuddin TA MSi. Beberapa perwakilan dari massa tersebut didengar pendapatnya, termasuk dr Ihsan SpM yang disebut-sebut sebagai penanggungjawab aksi tersebut. Seusai pertemuan itu dan para perwakilan itu mendapat jawabannya, dr Ihsan yang hendak diwawancarai Serambi (Tribunnews.com Network) menolak diwawancarai dan bergegas masuk ke mobilnya.
Direktur RSU Meuraxa Banda Aceh, dr Ridwan SpPK membantah tudingan para demonstran.
"Wajar saya marah dan menegur perawat, kalau ada dokter dan perawat yang datangnya telat tapi pulangnya mau cepat. Hal-hal itulah yang saya ubah, dari perilaku yang tidak disiplin menjadi lebih disiplin. Selama saya menjabat, saya menilai sisi apa yang masih kurang dan sisi itu terus saya benahi. Kalau memang saya harus tegas, ya saya harus tegas," kata Ridwan yang dihubungi Serambi, tadi malam.
Ridwan menambahkan, ia mencurigai bahwa aksi tersebut didalangi sejumlah mantan pegawai RSUD Meuraxa yang dimutasi beberapa waktu lalu.
"Mereka memprovokasi yang lain dengan menyebarkan isu-isu untuk menggulingkan saya. Kebetulan saat ini sedang ada perekrutan tenaga kontrak baru, jadi momen ini dimanfaatkan, seolah-olah saya yang semena-mena," kata Ridwan.
Menyikapi aksi para dokter, perawat, tenaga kontrak hingga petugas kebersihan yang mendesak dirinya dicopot dari jabatan sebagai direktur, Ridwan menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan Pemko Banda Aceh.
"Jabatan ini amanah. Kira-kira menurut Pemko saya sudah tidak dipercayakan lagi, bagi saya tidak masalah dan saya pasrah. Yang jelas masyarakat bisa melihat perkembangan dan kemajuan RSUD Meuraxa selama saya menjabat," ujarnya.
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal yang mendapat berbagai masukan dari perwakilan para demonstran yang menemuinya di Balai Kota Banda Aceh di sela demo tersebut mengatakan, Pemko akan mengambil sebuah keputusan menyikapi persoalan tersebut.
"Kami tidak pernah tahu ada persoalan ini. Bahkan tidak pernah ada laporan atau pengaduan. Kami akui ini kealpaan kami dan kesalahan kami. Intinya, kami akan mengambil sikap yang terbaik. Bukan bicara person ke person, melainkan untuk kebaikan Rumah Sakit Meuraxa dan Kota Banda Aceh secara umum," janji Illiza.(mir)