Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Citilink Dilaporkan Penumpangnya ke Polda Jatim

Citilink dilaporkan ke Polda Jatim oleh seorang penumpangnya bernama Rahmat Fauziy.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Citilink Dilaporkan Penumpangnya ke Polda Jatim
TRIBUN/DANY PERMANA
Petugas menarik pesawat Airbus A320 milik maskapai penerbangan Citilink ke Hanggar 2 Garuda Maintenance Facilities (GMF) Garuda Indonesia, Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013), untuk diperkenalkan kepada publik. Pesawat Airbus A320 tersebut merupakan pesanan ke-22 dari 29 pesawat yang didatangkan langsung dari Toulouse, Prancis, dan dihadirkan untuk memperkuat pelayanan maskapai penerbangan biaya rendah Citilink. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

TRIBUNNEWS.COM SURABAYACitilink dilaporkan ke Polda Jatim oleh seorang
penumpangnya bernama Rahmat Fauziy, warga Jl Krembangan Bhakti, Surabaya, Rabu sore (18/12/2013).

Maskapai penerbangan yang berstatus anak perusahaan Garuda Indonesia
ini dianggap lalai dalam memberikan pelayanan hingga mengakibatkan  barang bawaan penumpang hilang.

“Kami terpaksa melapor ke polisi. Sebelumnya, kami sudah mengadu dan
berkoordinasi dengan pihak Citilink, tapi tak kunjung ada   pertanggungjawaban atas peristiwa ini,” kata Rahmat Fauziy didampingi keluarganya saat di SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polda  Jatim, Rabu sore (18/12/2013).

Diceritakan, peristiwa kehilangan itu terjadi 18 November 2013 lalu. Ketika itu, dia ikut dalam penerbangan maskapai Citilink QG 804  sekitar pukul 11.35 WIB tujuan Surabaya-Jakarta.

”Saat itu, saya membawa sebuah tas kecil dan sebuah koper berisi barang-barang saya,” imbuh pria 27 tahun ini.

Koper tersebut berisi laptop merek Macbook Pro md 104 yang harganya Rp  2,6 juta, ijazah milik Rahmat Fauziy mulai TK, SMP, SMU, hingga  sarjana. Serta beberapa pakaian dan barang berharga lain seperti akte  kelahiran, buku nikah, buku rekening, dan sebagainya.

Ketika masuk pintu untuk check-in ke counter Citilink di Bandara\ Juanda, dia sempat ditanya petugas maskapai tentang barang yang hendak  ditaruh di bagasi. Dia menjawab ada, tapi dengan berpesan supaya tidak  dibanting karena ada laptop di dalam kopernya tersebut.

Berita Rekomendasi

”Kemudian, oleh petugas counter perempuan itu, saya disarankan agar  mengambil laptop jika koper itu ditaruh di bagasi pesawat.  Karena saya tidak mau, maka koper itu saya bawa ke kabin sebagaimana saran  dari petugas counter tersebut,” sambungnya.

Dia lalu bergegas menuju gate 7 untuk menunggu keberangkatan pesawat. Tepat pukul 11.15 WIB, masih diceritakan Rahmat Fauziy, semua  penumpang Citilink dengan nomor penerbangan QG 804 segera ke pesawat.

Dan begitu keluar dari waiting room, dia mengaku dicegat oleh dua  petugas berseragam warna orange. Petugas itu meminta supaya koper yang  dibawanya ditaruh di bagasi dengan alasan takut kabin overload.

“Sebelum koper dibawa, saya bertanya ke petugas itu tentang tempat  pengambilan bagasi barang saya. Dan dijawab bahwa pengambilannya sama  dengan penumpang lain. Kemudian saya diberi kuitansi nota pengambilan  bagasi,” kisahnya.

Pesawat tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 12.55 WIB. Setelah turun, dia bergegas ke tempat pengambilan bagasi. ”Tapi, saya tunggu sampai dua jam, koper saya tidak ada,” ujar Rahmat.

Dia lalu mengadukan hal ini ke pihak Citilink di sana. Dia ditemui petugas lost and fund Citilink Jakarta bernama Ratna. Kemudian, Rahmat  dibuatkan laporan kehilangan.

Pada Selasa 19 November, Rahmat kembali ke bagian lost and fund  Citilink Jakarta di terminal 1C bandara Soekarno-Hatta. Kali ini, dia  ditemui petugas bernama Eric. Katanya, laporan kehilangan sudah  dikirim melalui email ke Citilink Surabaya. Karena belum ada jawaban, dia disarankan ke Surabaya.

“Saya kemudian berangkat ke Surabaya untuk menanyakan langsung  ke Citilink Surabaya. Di kantor opersional Citilink Bandara Juanda, saya  disarankan oleh petugas bernama Joe untuk menunggu sampai 14 hari. Dan  jika lewat 14 hari akan dilakukan proses ganti rugi,” paparnya.

Karena sudah lebih dari 14 hari tak kunjung ada penyelesaian. Rahmat  Fauziy memutuskan untuk melapor ke polisi. Bahkan, sebelumnya, dia juga  sudah sempat melaporkan permasalahan ini ke Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jawa Timur.

Dikonfirmasi mengenai hal ini, Harismawan Wahyudi selaku Marketing dan Communication PT Citilink Indonesia mengaku belum mendapat laporan  terkait peristiwa tersebut. Apalagi, sudah dilaporkan ke Polda Jatim.

”Kalau memang ada barang penumpang yang hilang, kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Tapi, mengenai persoalan tersebut, sejauh ini kami  belum mendapat laporannya,” jawab Haris melalui ponselnya, Rabu  petang.

Sayangnya, sebelum dijelaskan lebih detail, teleponnya keburu mati.  Beberapa kali dihubungi kembali, tidak bisa. Termasuk lewat SMS juga tidak ada balasan.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas