Citilink Dilaporkan Penumpangnya ke Polda Jatim
Citilink dilaporkan ke Polda Jatim oleh seorang penumpangnya bernama Rahmat Fauziy.
Editor: Budi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM SURABAYA – Citilink dilaporkan ke Polda Jatim oleh seorang
penumpangnya bernama Rahmat Fauziy, warga Jl Krembangan Bhakti, Surabaya, Rabu sore (18/12/2013).
Maskapai penerbangan yang berstatus anak perusahaan Garuda Indonesia
ini dianggap lalai dalam memberikan pelayanan hingga mengakibatkan barang bawaan penumpang hilang.
“Kami terpaksa melapor ke polisi. Sebelumnya, kami sudah mengadu dan
berkoordinasi dengan pihak Citilink, tapi tak kunjung ada pertanggungjawaban atas peristiwa ini,” kata Rahmat Fauziy didampingi keluarganya saat di SPKT (Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu) Polda Jatim, Rabu sore (18/12/2013).
Diceritakan, peristiwa kehilangan itu terjadi 18 November 2013 lalu. Ketika itu, dia ikut dalam penerbangan maskapai Citilink QG 804 sekitar pukul 11.35 WIB tujuan Surabaya-Jakarta.
”Saat itu, saya membawa sebuah tas kecil dan sebuah koper berisi barang-barang saya,” imbuh pria 27 tahun ini.
Koper tersebut berisi laptop merek Macbook Pro md 104 yang harganya Rp 2,6 juta, ijazah milik Rahmat Fauziy mulai TK, SMP, SMU, hingga sarjana. Serta beberapa pakaian dan barang berharga lain seperti akte kelahiran, buku nikah, buku rekening, dan sebagainya.
Ketika masuk pintu untuk check-in ke counter Citilink di Bandara\ Juanda, dia sempat ditanya petugas maskapai tentang barang yang hendak ditaruh di bagasi. Dia menjawab ada, tapi dengan berpesan supaya tidak dibanting karena ada laptop di dalam kopernya tersebut.
”Kemudian, oleh petugas counter perempuan itu, saya disarankan agar mengambil laptop jika koper itu ditaruh di bagasi pesawat. Karena saya tidak mau, maka koper itu saya bawa ke kabin sebagaimana saran dari petugas counter tersebut,” sambungnya.
Dia lalu bergegas menuju gate 7 untuk menunggu keberangkatan pesawat. Tepat pukul 11.15 WIB, masih diceritakan Rahmat Fauziy, semua penumpang Citilink dengan nomor penerbangan QG 804 segera ke pesawat.
Dan begitu keluar dari waiting room, dia mengaku dicegat oleh dua petugas berseragam warna orange. Petugas itu meminta supaya koper yang dibawanya ditaruh di bagasi dengan alasan takut kabin overload.
“Sebelum koper dibawa, saya bertanya ke petugas itu tentang tempat pengambilan bagasi barang saya. Dan dijawab bahwa pengambilannya sama dengan penumpang lain. Kemudian saya diberi kuitansi nota pengambilan bagasi,” kisahnya.
Pesawat tiba di Bandara Soekarno Hatta pukul 12.55 WIB. Setelah turun, dia bergegas ke tempat pengambilan bagasi. ”Tapi, saya tunggu sampai dua jam, koper saya tidak ada,” ujar Rahmat.
Dia lalu mengadukan hal ini ke pihak Citilink di sana. Dia ditemui petugas lost and fund Citilink Jakarta bernama Ratna. Kemudian, Rahmat dibuatkan laporan kehilangan.
Pada Selasa 19 November, Rahmat kembali ke bagian lost and fund Citilink Jakarta di terminal 1C bandara Soekarno-Hatta. Kali ini, dia ditemui petugas bernama Eric. Katanya, laporan kehilangan sudah dikirim melalui email ke Citilink Surabaya. Karena belum ada jawaban, dia disarankan ke Surabaya.
“Saya kemudian berangkat ke Surabaya untuk menanyakan langsung ke Citilink Surabaya. Di kantor opersional Citilink Bandara Juanda, saya disarankan oleh petugas bernama Joe untuk menunggu sampai 14 hari. Dan jika lewat 14 hari akan dilakukan proses ganti rugi,” paparnya.
Karena sudah lebih dari 14 hari tak kunjung ada penyelesaian. Rahmat Fauziy memutuskan untuk melapor ke polisi. Bahkan, sebelumnya, dia juga sudah sempat melaporkan permasalahan ini ke Komisi Pelayanan Publik (KPP) Jawa Timur.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Harismawan Wahyudi selaku Marketing dan Communication PT Citilink Indonesia mengaku belum mendapat laporan terkait peristiwa tersebut. Apalagi, sudah dilaporkan ke Polda Jatim.
”Kalau memang ada barang penumpang yang hilang, kami memohon maaf yang
sebesar-besarnya. Tapi, mengenai persoalan tersebut, sejauh ini kami belum mendapat laporannya,” jawab Haris melalui ponselnya, Rabu petang.
Sayangnya, sebelum dijelaskan lebih detail, teleponnya keburu mati. Beberapa kali dihubungi kembali, tidak bisa. Termasuk lewat SMS juga tidak ada balasan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.