Stadion Sangkuriang Cimahi Memprihatinkan, Dikabarkan akan Dibangun Mal
Kabar itu diperoleh insan olah raga dari kalangan pejabat di lingkungan Pemkot Cimahi
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Warga Kota Cimahi, khususnya para insan olahraga, resah dengan munculnya kabar akan dibangunnya sarana atau pusat perniagaan alias mal di Stadion Sangkuriang dan Gedung Olahraga (GOR) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Cimahi. Kabar itu diperoleh insan olah raga dari kalangan pejabat di lingkungan Pemkot Cimahi yang peduli dengan olah raga.
Selain itu, mereka prihatin karena kondisi Stadioan Sangkuriang yang kurang pemeliharaan. Padahal, sarana olahraga yang pernah menjadi homebase Persikab Kabupaten Bandung itu kini membutuhkan renovasi.
"Informasi ini jelas makin menunjukkan ketidakpedulian Pemkot Cimahi pada olahraga. Sebab, selama ini pun bantuan dana untuk KONI dari Pemkot hanya Rp 1 miliar untuk mengurusi 36 cabang olahraga," kata Ketua I KONI Cimahi, H Khaerul Syobar SE MM, saat ditemui Tribun di kediamannya.
Menurut Khairul, informasi itu diperolehnya ketika dia mendatangi Pemkot Cimahi setelah sebelumnya membaca berita tentang rencana kerja Perusahaan Daerah Jati Mandiri (PDJM) pada November bahwa PDJM, yang telah menerima kewenangan pengelolaan beberapa aset Pemkot, akan terlebih dulu menuntaskan pembangunan Pusat Niaga Cimahi (PNC) di kawasan Cibeureum.
Setelah itu, secara bertahap dilakukan pembenahan untuk mengelola aset lainnya, yaitu Rumah Potong Hewan (RPH), GOR dan Stadion Sangkuriang, Rumah Desain Kota Cimahi (RDKC), dan Pasar Benih Ikan (PBI).
"Saya datang ke Pemkot awalnya ingin tahu kenapa GOR dan Stadion Legenda (Sangkuriang, Red) juga ikut diserahkan pengelolaannya ke perusahaan daerah. Sebab, di setiap kota dan kabupaten pun tidak ada yang dikelola perusahaan daerah. Senayan (Gelora Bung Karno, Red) saja tidak begitu. Tapi ternyata saya mendapat informasi dari beberapa pejabat di Pemkot Cimahi bahwa nantinya GOR dan Stadion Legenda itu akan dialihfungsikan menjadi pusat perniagaan. Ya, kasarnya itu bakal jadi mal. Jelas ini membuat saya terkejut dan membuat resah semua insan olahraga di Cimahi," kata Khaerul, yang juga Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cimahi.
Keingintahuan Khaerul itu dilandasi alasan bahwa jika sarana olahraga dikelola oleh perusahaan daerah, tentu orientasinya akan ke arah komersialisme.
"Itu jelas bertentangan dengan visi dan misi olahraga. Apa pun nanti konsep atau nama programnya, jelas itu tidak sejalan dengan semangat olahraga," katanya.
Namun di balik itu semua, kata Khaerul, informasi tersebut memberikan sedikit penjelasan tentang tidak pernah adanya upaya perbaikan atau renovasi Stadion Sangkuriang yang disebutnya sebagai Stadion Legenda. Menurut dia, KONI Cimahi sejak lama sudah mengusulkan agar Pemkot Cimahi mengajukan renovasi dan Pemprov Jabar pun untuk tahun 2014 bisa menyiapkan dana bantuan Rp 50 miliar. Namun Pemkot Cimahi belum juga mengajukan proposal bantuan ke Pemrov Jabar.
"Jika memang informasi akan adanya alih fungsi itu benar-benar akan dilaksanakan, jelas ini melanggar Undang-Undang No 3/2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN). Keberadaan Stadion Legenda itu harus dilestarikan, bukannya malah dihilangkan," ujar Khaerul, seraya menyebutkan, informasi itu membuat resah warga, khususnya insan olahraga Kota Cimahi.
"Karenanya kami sebagai warga Cimahi dan sebagai insan olahraga akan mempertahankan Stadion Sangkuriang hingga titik darah penghabisan," katanya.
Khaerul mengatakan, sepengetahuannya, Stadion Sangkuriang dibangun oleh pemerintahan Belanda dan sempat direnovasi sekitar tahun 1970 oleh Solihin GP dan diberi nama Gedung Pemuda.
"Yang jelas stadion legenda itu menjadi homebase-nya Persikab waktu Cimahi masih menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Bandung. Tapi sekarang perbaikan yang dilakukan Pemkot Cimahi sangat minim, yakni hanya membenahi rumput atau pengecatan ulang. Sekarang kondisinya jelas tidak terawat. Kalau hujan turun, sudah seperti sawah," katanya.
Berdasatkan pantauan Tribun, kondisi Stadion Sangkuriang benar-benar tidak terawat. Temboknya banyak yang berlumut dan penuh coretan. Belum lagi rumput lapangannya banyak yang gundul, serta beberapa fasilitas seperti tribun penonton, toilet, loket karcis dan ruang ganti yang sudah tidak berfungsi, atap-atapnya sudah lapuk. Bahkan kawasan stadion itu kerap tercium bau pesing serta dipenuhi semak belukar.