Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pelajar Jual Pil Koplo untuk Tambah Uang Jajan

Mengaku uang saku yang diberikan orangtuanya tidak cukup, seorang pelajar SMK Negeri, menjual pil double L di kalangan pelajar.

zoom-in Pelajar Jual Pil Koplo untuk Tambah Uang Jajan
Surya/Habibur Rohman
Polisi menunjukkan dua tersangka di Mapolsek Krembangan Surabaya, Rabu (1/1/2014). 

Laporan Wartawan Surya Habibur Rohman

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Mengaku uang saku yang diberikan orangtuanya tidak cukup, seorang pelajar SMK Negeri, Hanafi (18), menjual pil double L di kalangan pelajar.

Alhasil, Hanafi kekinian harus meringkuk di tahanan Mapolsek Krembangan.

Penangkapan Hanafi, setelah polisi menangkap rekan sebayanya Julio Saptono. Setelah itu, polisi melakukan pengembangan dan menangkap pelajar yang tinggal  di Jl Kedung Klinter ini.

Kanit Reskrim Polsek Krembangan Ajun Komisaris Efendi mengatakan, tersangka ditangkap seusai pulang sekolah.

"Dalam pemeriksaan, barang bukti 300 pil dobel L atas tersangka Julio, juga diedarkan ke tersangka Hanafi. Dia juga mengakuinya," kata Efendi, Rabu (1/1/2014).

Hal tersebut, dibuktikan dengan adanya SMS di ponsel Hanafi yang berisi pesanan pil tersebut. Ia sendiri mengaku nekat menjual pil tersebut, karena uang saku yang diberikan orangtuanya tidak mencukupi.

Berita Rekomendasi

"Uang saku dari orangtua hanya cukup untuk naik angkot saja, jadi saya nyambi jualan untuk membeli barang dan jajan," kata Hanafi.

Hanafi sendiri mulai mengenal double L setahun terakhir. Mulanya, dia hanya pengguna. Biasanya Hanafi membeli pil seharga Rp 15 ribu berisi 10 butir secara patungan dengan temannya.

Akhirnya, Hanafi mengenal Julio yang ternyata tinggal tidak jauh dari rumahnya. Melalui Julio, Hanafi makin mahir. Hanafi yang awalnya sebagai pengguna kini menjadi pengedar.

Kala menjual pil double L, tersangka bertransaksi melalui SMS. Di tangan Hanafi, 10 butir double L seharga Rp 10.000. Tersangka juga rela mengantarkan pil bagi konsumennya.

Namun, Hanafi enggan menerima pesanan dari nomor handphone yang tidak dikenal. "Biasanya ke teman-teman sendiri saja. Tidak berani ke luar takut ditangkap polisi," tuturnya.

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas