Tujuh Warga Pulau Kangean Dituduh Rampas 8 Ribu Liter BBM Pertamina
Tujuh orang warga Pulau Kangean, Sumenep, terpaksa harus berurusan dengan aparat kepolisian.
Laporan WartawanSurya Moh Rivai
TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP - Tujuh orang warga Desa Bilis-Bilis dan Desa Batu Guluk, Kecamatan Arjasa, pulau Kangean, Sumenep, terpaksa harus berurusan dengan aparat kepolisian.
Mereka, diduga merupakan pelaku perampasan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dari Pertamina ke kios agen premium dan minyak solar (APMS) milik Iksan (42), warga setempat.
Tudingan perampasan itu, bermula saat ratusan warga kepulauan Kangean unjukrasa terhadap kelangkaan BBM yang terjadi di daerah itu beberapa waktu lalu.
Ratusan masyarakat kepulauan, menghadang kapal tanker pemuat BBM yang akan memasok ke APMS setempat.
Masyarakat yang sudah lama dilanda kelangkaan dan mahalnya harga BBM, memaksa membeli BBM ke kapal tanker. Kala itu, kapal tanker tersebut sedang merapat di pelabuhan Batu Guluk, Pulau Kangean.
Namun, oleh petugas yang mengawal unjukrasa, masyarakat diminta tidak membeli langsung ke kapal tanker, tetapi diarahkan membeli ke APMS.
Warga sepakat, dan mereka langsung berbondong-bondong membeli BBM ke APMS, sesuai yang dianjurkan petugas.
Tapi, akibat masyarakat membeli BBM langsung ke dispenser APMS itu, masyarakat justru dituding oleh pemilik APMS sebagai pelaku perampasan, sehingga mereka dilaporkan ke Polres Sumenep.
Kepala Kepolisian Resor Sumenep Ajun Komisaris Besar Marjoko, membenarkan adanya laporan dugaan perampasan BBM, dan pihaknya telah melayangkan surat panggilan kepada 7 orang terlapor.
"Kami sudah mengirim surat panggilan kepada 7 orang terlapor. Tapi pada panggilan pertama mereka masih belum bisa hadir. Ada kemungkinan karena cuaca ekstrim," tandas Edy, Minggu (5/1/2014).
"Sementara ini mereka masih sebagai saksi, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dinaikkan statusnya sebagai tersangka. Nanti menyesuaikan dengan bukti-bukti," bebernya.
Ahmad Yani (30), tokoh masyarakat setempat, menyayangkan sikap arogan pemilik APMS, karena masyarakat membeli BBM langsung ke dispenser sudah bersdasarkan kesepakatan dengan muspika kecamatan setempat.
Namun, oleh pengelola APMS masyarakat justru dilaporkan telah melakukan perampasan pasokan BBM.
"Masyarakat membeli BBM langsung ke dispenser, karena mereka betul-betul membutuhkan BBM. Dan itu sudah atas dasar kesepakatan bersama dengan muspika," kata Yani, Minggu (5/1/2014).
Yani menambahkan, pihaknya siap menghadapi laporan pemilik APMS pada kepolisian. Bahkan Yani siap menghadirkan ratusan warga pulau Kangean yang saat itu ikut berunjuk rasa, serta bersama-sama membeli BBM ke dispenser langsung.
"Kami minta diperiksa semua warga yang ikut unjukrasa, bukan tujuh orang saja sebagaimana laporan pengelola APMS," pungkasnya.
Informasi yang diperoleh Surya Online, BBM yang ditengarai dirampas warga berjumlah sekitar 8 ribu liter. BBM tersebut, dibeli oleh warga ke dispenser APMS. Namun oleh pemilik APMS, warga malah dilaporkan telah merampas pasokan BBM dari Pertamina ke APMS. Akibatnya tujuh warga Kepulauan Kangean, harus berurusan dengan petugas kepolisian.
7 warga kepulauan Kangean yang dilaporkan pemilik APMS ke polisi, masing-masing,Hairul (35), Yanto (32), Zainuddin (40), dan Ahmad (34), asal warga Desa Bilis-Bilis. Selain itu , Hasan (42) dan Ismullah (49), keduanya warga Desa Batu Guluk.