Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasangan Kumpul Kebo Ikut Nikah Massal di Malang

Nikah massal satu dan dua pesertanya hanya 100 pasangan. Tahun ini, sebanyak 250 pasangan

zoom-in Pasangan Kumpul Kebo Ikut Nikah Massal di Malang
/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Pasangan calon pengantin menunggu prosesi nikah massal di Trans Studio Mall, Makassar, Sulsel, Rabu (11/12). Sebanyak 406 pasangan dinikahkan secara massal, dan dari pasangan tersebut sebagian besar sudah menikah siri tetapi belum terdaftar di Kantor Urusan Agama dan tidak memiliki kartu nikah. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR) 

Laporan Wartawan Surya,Samsul Hadi

TRIBUNNEWS.COM,MALANG – Sebanyak 250 pasangan akan mengikuti pernikahan massal yang dilaksanakan Jaringan Kemanusiaan Jawa Timir (JKJT), pada 21 Februari mendatang, di Kota Malang.

Dari total jumlah peserta itu, sekitar 30 persen atau 75 pasangan merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang sudah menikah secara siri.

Ketua JKJT, Agus Tedja Bawana, mengatakan, nikah massal ini merupakan yang ketiga kalinya di Kota Malang.

Awalnya, ia menargetkan ada 1.000 pasangan yang akan ikut nikah massal.

Namun, karena keterbatasan tenaga, akhirnya peserta nikah massal hanya dibatasi sebanyak 250 pasangan.

“Nikah massal satu dan dua pesertanya hanya 100 pasangan. Tahun ini, sebanyak 250 pasangan. Sebanarnya pendaftar banyak, tapi kami tolak. Yang kami tolak ada sekitar 500 pasangan,” katanya, usai melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi yang terkait dengan acara nikah massal, Jumat (10/1/2014).

Berita Rekomendasi

Dikatakannya, sebanyak 250 pasangan peserta nikah massal tersebut 95 persen berasal dari Kota Malang.

Sisanya, lima persen dari Kabupaten Malang.

Dari total jumlah peserta, 10 persen merupakan pasutri yang tidak memiliki identitas, 10 persen pasutri di bawah umur, dan 20 persen pasustri sudah menikah secara resmi tetapi tidak memiliki buku nikah.

Selain itu, sekitar 30 persen merupakan pasutri nikah siri, lima persen pasutri sudah ditinggal suami dan atau istri lebih dari lima tahun, serta 25 persen merupakan pasutri kumpul kebo.

“Kami juga menikahkan anak berumur 13 tahun yang hamil karena korban perkosaan. Biaya pernikahan massal ini sekitar Rp 200 juta,” ujarnya.

Tags:
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas