Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Usaha Pertambangan Hambat Swasembada Pangan di Samarinda

Selama masih ada aktifitas pertambangan di Samarinda, Kalimantan Timur, diyakini swasembada beras sulit tercapai.

zoom-in Usaha Pertambangan Hambat Swasembada Pangan di Samarinda
banjarmasin post
Aktivitas lokasi pertambangan di Kalimantan terpantau dari udara, rawan terjadi masalah, diantarannya kerusakan hutan, dan banjir. Biasanya mereka meninggalkan lubang besar berbentuk danau setelah isi perut bumi digali. 

Laporan Wartawan Tribun Kaltim Doan Pardede

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -  Selama masih ada aktifitas pertambangan di Samarinda, Kalimantan Timur, diyakini swasembada beras sulit tercapai.

Setidaknya, hal itu menjadi keyakinan bagi Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, Ary Yasir Pilipus.

"Samarinda baru bisa menghasilkan 30 persen bahan pangan dari total kebutuhan pangan. Sementara berkaitan dengan beras, kita masih jauh dari swasembada," kata Ary, Minggu 912/1/2014).

Ia menuturkan, pemda setempat tidak berkeberatan mendatangkan beras dari daerah lain, terutama dari Pulau Sulawesi, untuk mencukupi kebutuhan pangan warga.

Hanya, kata dia, Samarinda bakal ketergantungan terhadap daerah tersebut. "Kalau daerah produsen beras di Sulawesi tengah tertimpa masalah, maka kita akan mengalami krisis," tuturnya.

Kekinian, daerah produsen beras di Samarinda yang mengalami peningkatan hanya di Loa Janan dan Samarinda Seberang.

Berita Rekomendasi

Itu pun, terusnya, disebabkan adanya bantuan Corporate Social Responsiblity (CSR) perusahaan dan bantuan program dari TNI. Produksi lumbung pangan Samarinda di Lempake, Samarinda Utara kata Ary juga sudah mulai menurun akibat dampak aktifitas tambang.

"Jadi ada beberapa sawah masyarakat yang mengalami dampak," kata Ary.

Padahal kata Ary, melihat luas lahan dan jumlah penduduk Samarinda sangat berpotensi untuk mencapai swasembada.

"Tambang memang tidak akan berlangsung selamanya. Namun, tetap saja, lahan yang akan ditinggalkan nantinya tidak lantas bisa langsung digunakan untuk pertanian," tuturnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas