Warung Kopi Robusta Dipenuhi Pengunjung Pascapembunuhan
Pelaku pembunuhan sering singgah di warung kopi tersebut baik sekadar ngopi atau makan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, KETAPANG - Mustamjid, ayah dari pengusaha konstruksi Tody Gunawan yang menjadi korban pembunuhan oleh karyawannya sendiri di warung kopi Robusta Jl MT Haryono Jumat (10/1/2014) angkat bicara lantaran beredar isu miring di kalangan masyarakat.
Menurut Tamjid, sapaan Mustamjid, antara korban dan pelaku, AH sudah kenal lama. Pelaku dalam beberapa tahun terakhir selalu menjadi orang kepercayaan untuk membantu penyelesaian proyek fisik yang dikerjakan anaknya.
"Mereka berdua sudah kenal lama, makan minum bersama. Pelaku sering singgah tempat saya ini baik sekadar ngopi atau makan," kata Tamjid kepada Tribun Sabtu (11/1/2014).
Di bagian depan rumah Tamjid memang difungsikan sebagai rumah makan. Mengenai jumlah gaji yang belum terbayarkan, Tamjid menyangkal dengan angka yang disebutkan pelaku Rp 17 juta. Lantaran menurut hitung-hitungan keluarga korban dan pekerja lainnya hanya lebih kurang Rp 4 juta.
"Kerja terakhir di Hulu Sungai, setelah dihitung, ada namanya anak buah saya si Sugeng dan Ian. Untuk bahan baku biasa ambil sama Sugeng dan kekurangan lainnya. Setelah dihitung hanya sebesar Rp 4 jutaan," katanya.
Menurut Tamjid, pada malam sebelum kejadian, anaknya sudah menghubungi nomor ponsel pelaku, untuk menyerahkan uang pembayaran. Namun nomornya saat dihubungi tidak aktif.
"Kemudian sempat ketemu dibayar Rp 1 juta dulu sisanya siang Jumat, tapi uangnya dilempar sama pelaku," katanya.
Tamjid juga menepis rumor yang beredar di masyarakat yang beranggapan anaknya ikut membawa senjata tajam pada hari kejadian. Lantaran pelaku sendiri sudah mengakui dirinyalah yang membawa sebilah pisau.
Ia juga meminta agar perangkat hukum menegakkan hukum yang seadil-adilnya. Lantaran satu-satunya putra dari dua bersaudara ini tewas mengenaskan dengan sembilan tusukan.
"Anaknya ada dua masih kecil-kecil lagi, kami ingin dia (pelaku AH) dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku," pungkasnya.
Sementara saat dikonfirmasi usai kejadian, tersangka, AH mengakui jika dirinya memang sering membawa senjata tajam. Senjata tersebut menurut AH dipergunakan untuk perlindungan, bukan untuk melakukan pembunuhan.
Pantauan Tribun pada Sabtu siang, lokasi pembunuhan yakni warung kopi Robusta sudah beroperasi seperti sedia kala. Police line yang sempat terpasang sudah dilepas. Bahkan warung kopi ini disesaki oleh pengunjung lebih ramai daripada biasanya.
"Sudah buka, sudah dibersihkan semuanya (bekas darah). Kalau cerita yang kemarin, yang saya tahu seperti yang saya ceritakan kemarin," pungkas Yanti, pemilik warung kopi.
Diberitakan sebelumnya, tersangka AH nekat menghabisi bosnya yang seorang pengusaha konstruksi, Tody Gunawan (35) di warung kopi Robusta di Jl MT Haryono, Ketapang, Jumat (10/1/2014) pagi. Pria yang berprofesi sebagai kepala tukang bagi korbannya ini, nekat membunuh lantaran uang gaji telat dibayarkan.
Pagi itu, AH usai minum kopi di Pasar Baru, saat melintas di Jl MT Haryono tanpa sengaja ia melihat kendaraan roda empat milik Dody di depan warkop Robusta. Ia pun menemui Toddy menanyakan gaji yang dijanjikan dibayar sejak akhir 2013 lalu.
"Saya kemudian diajaknya ke lantai dua, dia bilang malu dengan orang ramai, karena yang diomongkan utang piutang. Ngomong di atas saya tanya lagi kapan mau dibayar, kalau tak mau dibayar kau mau ini kah (lengan terkepal)," ujarnya.
Setelah itu tiba-tiba ia ditendang Toddy dan tersungkur. Kemudian adu pukulan saling mereka layangkan, hingga AH lalu menghunus pisau yang ia bawa dan menghujam ke tubuh korban sembilan kali.
AH yang berlumuran darah di baju dan pisaunya turun ke lantai satu, berjalan kaki ke Pos Polisi Ale-Ale yang letaknya tak jauh dari TKP untuk menyerahkan diri.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.