Kera Ekor Panjang Serang Lahan Pertanian di Gunungkidul
Ratusan hektar lahan pertanian palawija di sejumlah desa di Gunungkidul rusak akibat serangan kera ekor panjang
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hari Susmayanti
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGKIDUL - Ratusan hektar lahan pertanian palawija di sejumlah desa di Gunungkidul rusak akibat serangan kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Upaya penanaman pohon buah di habitat hewan mamalia ini yang sudah dilaksanakan sebelumnya juga belum membuahkan hasil.
Salah satu wilayah yang mendapatkan serangan kera ekor panjang adalah wilayah Dusun Bethoro Kidul, Desa Karangasem, Kecamatan Ponjong. Di wilayah ini sekitar 50 hektare lahan pertanian palawija rusak diserang kawanan kera. Jika tidak segera ditindaklanjuti, para petani bisa gagal panen.
Kepala Desa Karangasem, Maryanto mengungkapkan, kawanan kera mulai menyerang tanaman warga sekitar sebulan terakhir. Tanaman palawija semisal kedelai, kacang tanah, jagung yang sudah mulai berbuah rusak dimakan oleh kawanan kera yang jumlahnya mencapai ratusan.
“Sekitar 50 hektar lahan milik petani yang diserang kawanan kera. Memang setiap tahun selalu terjadi, kita tidak bisa berbuat banyak karena jumlah keranya cukup banyak, ratusan ekor,”katanya, Selasa(14/1/2014).
Dia menjelaskan, saat ini para petani yang tanaman palawijanya diserang kera melakukan ronda secara bergiliran. Setiap hari para petani berjaga di ladang untuk menghalau kera yang hendak memakan tanaman palawija. Meski bisa mengurangi dampak serangan, upaya dari petani tidak bisa maksimal karena kawanan kera kembali merusak tanaman saat kondisi ladang sepi.
Selain sudah melakukan ronda di lahan pertanian milik warga, para petani melalui pemerintah desa sudah berupaya untuk melakukan penanaman pohon buah di habitat kera ekor panjang. Namun upaya penanaman tersebut belum membuahkan hasil.
”Kami sudah mendapatkan bantuan bibit tanaman buah dari dinas dan sudah kami tanam. Namun belum membuahkan hasil, karena bibitnya belum berbuah. Akibatnya, sumber makanan yang ada di hutan tidak ada sehingga kawanan kera masuk ke lahan pertanian warga,”jelasnya.
Selain di Karangasem, serangkan kera ekor panjang juga terjadi di Dusun Glagah, Desa Nglepi, Kecamatan Patuk. Kawanan kera ekor panjang yang jumlahnya mencapai ratusan ekor menyerang lahan pertanian warga yang berdekatan dengan hutan.
"Kawanan kera merusak tanaman palawija milik petani,”ucap kepala Desa Nglegi, Arifin.
Menurut Arifin, para petani sudah berusaha mencegah serangan kera meluas dengan cara menakut-nakutinya dengan suara kentongan. Warga berjaga di ladang sambil memukul kentongan untuk mengusir kera yang hendak memakan tanaman palawija.
“Sementara ini cuma ditakut-takuti saja dengan suara kentongan. Kami memang belum berkoordinasi dengan pihak terkait atas serangan kera ekor panjang ini,”imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Gunungkidul, Supriyadi mengungkapkan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan kera ekor panjang meluas adalah dengan menanam bibit tanaman buah yang menjadi sumber makanan di hutan-hutan. Namun upaya tersebut tidak bisa secara langsung membuahkan hasil.
“Harus menunggu waktu hingga bibit yang ditanam berbuah terlebih dahulu,”ucapnya.
Untuk penanganan darurat, imbuhnya, para petani hanya dihimbau untuk mengusir kawanan kera saja. Sebab, kera ekor panjang ini merupakan salah satu satwa yang dilindungi sehingga tidak boleh dimusnahkan.
”Kami hanya menghimbau untuk mengusirnya saja. Di beberapa lokasi kami juga memasang jaring untuk menghalau kera masuk ke lahan pertanian,”pungkasnya.(tribunjogja.com)