Potensi Kredit Macet di Sulsel Capai Rp 2,5 T
Potensi kredit macet atau non performing loan (NPL) di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp 2,5 triliun.
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasriyani Latif
TRIBUNNEWS.COM MAKASSAR - Bank Indonesia (BI) Wilayah I Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) mencatat potensi kredit macet atau non performing loan (NPL) di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencapai Rp 2,5 triliun.
Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua Grup Ekonomi dan Keuangan, Causa Iman Karana, Senin (20/1/2014) mengatakan, hingga November, perbankan umum di Sulsel menyalurkan kredit hingga Rp 78,76 triliun.
"Dari total penyaluran kredit ini, potensi kredit bermasalah mencapai Rp 2,5 triliun. Meski begitu, potensi ini akan membaik karena kami juga mengkomunikasikan kepada perbankan untuk penyelesaian kredit," jelasnya.
Dikatakan, sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi
dalam memberikan potensi kredit bermasalah. Sektor ini memberikan potensi NPL sebesar 11 persen atau Rp 148 miliar dari total kredit pertanian yang disalurkan yang mencapai Rp 1,3 triliun.
Disusul sektor pertambangan yang juga memberikan potensi sebesar 11 persen atau Rp 68 miliar dari total penyaluran kredit pertambangan mencapai Rp 578 miliar.
Sementara di sektor perdagangan, potensi kredit bermasalah cukup kecil. Dari total penyaluran kredit Rp 23 triliun di sektor ini, potensi NPL-nya hanya Rp 3,31 persen atau Rp 768 miliar.
Menurutnya, sektor pertanian memang memiliki resiko kredit bermasalah yang cukup tinggi karena sektor ini banyak dipengaruhi oleh faktor alam, seperti cuaca.
"Tapi secara umum penyaluran kredit masih aman karena NPL perbankan umum per November persentasenya 3,21 persen. Apalagi NPL nett yang sudah dikurangi pencadangan kerugian hanya 1,39 persen," jelasnya. (*)