22 Napi Malendeng Siap Belepotan Bersih-bersih Manado
Di Malendeng, sudah menunggu sebanyak 22 nara pidana dan 10 petugas, di bawah komando Kepala Rumah Tahanan Malendeng
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, MANADO – Halaman markas Tribun Manado di Jalan AA Maramis Kairagi penuh sesak dengan mobil, Rabu (22/1) pagi.. Bahkan berjejer mobil pikap dan dump truk. Di antara mobil-mobil itu, puluhan orang mengenakan sepatu boot, sarung tangan dan masker berkumpul.
Ada GM Garuda Indonesia Manado, Piktor Sitohang, Pimpinan Kompas TV Manado Saffri Sitepu, Pemimpin Perusahaan Tribun Manado, Fahmi Setiadi, pimpinan Angkasa Pura II Manado, Gapura Angkasa, para karyawan Gramedia dan mahasiswa UKIT Tomohon.
Mereka ini menyatakan siap bergerak turut membersihkan Kota Manado yang porak-poranda dihantam banjir bandang Rabu (15/1) pekan lalu. Dua tempat jadi sasaran yakni di Dendengan Dalam dan Malendeng.
Di Malendeng, sudah menunggu sebanyak 22 nara pidana dan 10 petugas, di bawah komando Kepala Rumah Tahanan Malendeng, Yulius Paath. Mereka siap bersama Tribun Manado membersihkan kawasan bencana yang masih minim tersentuh bantuan itu.
Sebelum berangkat ke lokasi, Staf Promosi Tribun Manado, Emerson Baali memimpin doa agar aksi bersih-bersih berjalan lancar dan mampu meringankan beban korban bencana.
Kemudian Pemred Ribut Raharjo menyampaikan penjelasan singkat latar belakang kegiatan ini target sasaran aksi bersih-bersih ini. Disebutkan Ribut Raharjo, gagasan ini muncul dari sebuah rapat sore redaksi dan selanjutnya disebar ajakan bertema Mari Jo Bangkit untuk bersih-bersih kota.
Dalam tempo singkat, ajakan yang disebarluaskan melalui broadcast BlackBerry Messenger ini mendapat sambutan hangat berbagai kalangan. Dari Garuda Indonesia, Angkasa Pura-Gapura Angkasa, TB Gramedia, Kompas TV, mahasiswa UKIT Tomohon, Ikatan Nyong Noni, Rutan Malendeng, Megamas dan banyak lagi.
Sedang lokasi sasaran aksi bersih-bersih adalah Dendengan Dalam dan Malendeng. 'Pasukan bersih-bersih' pun langsung meluncur ke lokasi Dendengan Dalam dan Malendeng. Begitu sampai Dendengan Dalam , 'pasukan bersih-bersih' tanpa canggung, semua langsung mengangkati sampah di pinggir jalan dimasukkan ke dump truk.
Sementara rombongan yang menuju Malendeng, mampir di Rutan Malendeng. Di tempat ini, Yulius Paath bersama para napi dan petugas sudah menunggu. Selanjutnya rombongan bergerak ke Jalan Paal IV Manado, Malendeng.
Setibanya di lokasi Malendeng, 'pasukan bersih-bersih' langsung beraksi membersihkan lumpur di rumah warga. Di beberapa rumah yang terkena banjir, terlihat beberapa ibu sedang memilah barang yang masih bisa digunakan.
Ibu Dince, satu di antara korban, mengaku saat kejadian banjir hanya mampu menyelamatkan sedikit barangnya. "Bantuan tenaga dari Tribun Manado, Rutan Malendeng dan para nara pidana ini sangat membantu kami membersihkan rumah yang sangat kotor," katanya.
Tiga jam membersihkan rumah warga dari lumpur, dump truk Megamas Peduli dan para karyawan kawasan bisnis ternama di Manado itu tiba. Aksi dilanjutkan dengan membersihkan sampah di sepanjang jalan.
Jalanan di kampung ini sangat becek karena penuh lumpur. Padahal ini merupakan akses alternatif dari Ring Road ke pusat Kota Manado dan sebaliknya. Sementara posko-posko banjir dibangun sangat sederhana oleh warga di sepanjang jalan ini.
Para narapidana yang menjalani proses asimilasi begitu semangat membantu warga korban banjir dan membersihkan sampah dari jalan. Anton, misalnya, narapidana yang tak lama lagi bakal bebas itu terlihat antusias,
"Saya baru sekarang melihat air bisa naik hampir menutupi rumah dua lantai ini. Kira-kira tinggi air 8 meter jika diukur dari kuala di belakang rumah ini. Saya bangga dapat membantu korban banjir," ucapnya.
"Kami juga di Rutan terkena banjir sedikit, tapi sekarang sudah bersih dan aman. Walaupun kami hanya memberikan bantuan tenaga, semoga bermanfaat," tandasnya.
Seorang napi lainnya, Maickel juga mengaku senang bisa membantu. "Kalau tenaga kami dibutuhkan, kita siap. Kita tidak akan lari. Terima kasih," katanya saat diwawancarai.
Karutan Malendeng, Yulius Paath menyatakan, aksi ini bagian dari kepedulian warga binaan dan para petugas.
"Ini kan bentuk kepedulian kita. Masa kita hanya berdiam diri saja. Ini juga kan supaya mereka (tahanan) belajar tentang sosial dari pada melakukan kejahatan," ujar Yulius di sela-sela kesibukannya membersihkan dan mengamati para tahanan.