Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa SD 2 Kolaka tak Mau Sekolah karena Dianiaya Guru

SR (12), siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Laloeha di Kolaka, enggan untuk bersekolah.

zoom-in Siswa SD 2 Kolaka tak Mau Sekolah karena Dianiaya Guru
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, KOLAKA - SR (12), siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 2 Laloeha di Kolaka, Sulawesi Tenggara, enggan untuk bersekolah. Itu setelah dia mengaku ditampar seorang gurunya.

"Sudah tidak mau pergi sekolah, Pak. Dia bilang takut sama gurunya. Dia pulang dari sekolah kemarin dan melapor sama saya, dia ditampar dan cambangnya ditarik. Menangis dia, Pak," kata Arbaya ayahnya, Jumat (24/1/2014).

Dia menambahkan, anaknya dipukuli oleh guru karena SR tidak menulis di dalam kelas.

"Sebelumnya saya tidak tahu kalau ada masalah ini. Selain diceritakan, saya juga dengar langsung sama anak saya kalau dia dipukul. Saya awalnya tidak percaya kenapa ada guru yang tega memukul. Saya tahu masalah ini dari teman anak saya," tambahnya.

Menurut Arbaya, setelah didesak untuk berbicara jujur, barulah SR mau menceritakan kejadian itu.

Saat itu, SR dan teman-temannya bermain di dalam kelas. Mereka diam ketika guru tersebut masuk ke kelas. Namun, hanya SR yang masih berbicara dan menggaruk kaki.

"Anak saya langsung ditarik cambangnya dan langsung ditempeleng di bagian pipi sebelah kiri oleh oknum guru tersebut. Saya rencananya akan melaporkan kejadian ini ke polisi agar tidak ada lagi kekerasan di dunia pendidikan, terutama di Kolaka. Saya hanya ingin tidak ada korban lainnya selain anak saya," katanya.

Berita Rekomendasi

Kepala Sekolah SD 2 Laloeha Emjir mengatakan, kejadian yang terjadi si sekolah itu sebenarnya hanya selisih paham, sedangkan kejadian yang sebenarnya adalah siswa tersebut tidak pernah ditampar oleh guru yang bernama Rukmini.

Hanya, memang guru tersebut menarik cambang muridnya.

"Sebenarnya orangtua siswa juga tadi datang ke sekolah untuk mengklarifikasi masalah tersebut, namun datangnya dengan emosi. Yang perlu diketahui adalah tidak ada guru yang tega menganiaya muridnya. Kalau masih di sekolah, siswa tersebut merupakan tanggung jawab guru," pungkas Laloeha Emjir.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas